Monumen Pers Jadi Objek Wisata Menarik

- Editor

Rabu, 27 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SOLO.bipol.co – Sebanyak 18.000 orang pengunjung setiap tahunnya mendatangi bangunan cagar budaya Monumen Pers Nasional yang ada di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

“Bahkan terkadang sepanjang tahun lebih dari itu sampai 20.000 orang pengunjung/tahun,” kata Kepala Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo di Solo, Rabu (27/3/2019).

Ia mengatakan para pengunjung ini di antaranya berasal dari pelajar, mahasiswa, hingga pengunjung yang datang secara massal dalam rangka melakukan perjalanan wisata.

“Kalau untuk pelajar dan mahasiswa biasanya untuk cari data. Beberapa data yang dicari di antaranya sejarah, komunikasi, dan iklan, misalnya juga mereka dapat tugas membandingkan berita daerah dengan pusat,” katanya.

Menurut dia, museum tersebut memiliki 20.000 judul bahan pustaka, 16.000 di antaranya berupa buku dan 4.000 lainnya berupa buletin dan koran.

Selain itu, ada pula koleksi berupa artefak, di antaranya mesik ketik milik tokoh pers nasional Bakrie Soeriaatmadja dan pakaian yang digunakan oleh wartawan senior Hendro Subroto saat melakukan peliputan masa integrasi Timor Timur ke Indonesia.

“Selain itu juga ada kamera milik wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafruddin atau Udin yang terbunuh secara misterius,” katanya. Ia mengatakan total jumlah koleksi artefak di museum tersebut hingga saat ini sekitar 100 item.

Sementara itu, untuk pemeliharaan gedung maupun koleksi, pihaknya bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.

“Untuk pemeliharaan koleksi memang kami sesuai dengan standar Perpusnas karena koleksi kami kan kebanyakan kertas. Jadi harus lebih berhati-hati,” katanya.

Sementara itu, terkait dengan sejarah museum tersebut, dikatakannya, didirikan pada tahun 1978 setelah lebih dari 20 tahun diusulkan dan dioperasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia.

Bangunan yang dibangun sekitar tahun 1918 atas perintah Mangkunegaran VII tersebut dulunya bernama “Societeit Sasana Soeka”. Untuk kompleks monumen terdiri atas gedung societeit lama dan digunakan untuk pertemuan pertama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Selain itu, ada pula beberapa gedung yang ditambahkan sekitar tahun 1970. (ant)

Editor  Deden .GP

 

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB