JK: Indonesia Perlu Presiden yang Tidak Otoriter dan Nepotisme

- Editor

Selasa, 2 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

BATAM,bipol.co – Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Indonesia memerlukan Presiden yang tidak otoriter dan tidak nepotisme untuk menjaga kondisi negara, khususnya di bidang perekonomian supaya tetap stabil.

Hal itu disampaikan Wapres JK saat berdialog dengan para pengusaha dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ke-29 di Hotel Swiss Bell Batam, Selasa (2/4/2019).

“Saya tidak ingin mengatakan pilih nomor satu (atau) nomor dua, tapi apa yang kita inginkan sebagai pengusaha? Pertama ialah pengusaha (ingin) agar ekonomi stabil, ada stabilitas dalam ekonomi. Kedua, kita belajar dari negara yang gagal termasuk pada era Presiden Soeharto,” kata Wapres.

Pada zaman orde baru, lanjut JK, pemerintah terlalu otoriter dalam menjalankan sistem pemerintahan. Selain itu, dominasi perekonomian dikuasai oleh pihak-pihak terdekat Presiden Soeharto saat itu.

Hal itu menyebabkan negara Indonesia mengalami kegagalan dan keterpurukan ekonomi akibat pemimpin yang otoriter dan nepotisme.

“Kenapa akhirnya Presiden Soeharto dianggap gagal? Karena otoriter, kalau otoriter itu tidak memberi kesempatan orang untuk berbeda pendapat. Kedua karena kecenderungan KKN, nepotisme, mendahulukan teman dan keluarga. Itu dua hal yang menyebabkan Pak Harto bermasalah,” jelasnya.

Wapres menceritakan pengalamannya memimpin Indonesia dalam 4,5 tahun terakhir bersama Presiden Joko Widodo. Menurut JK, Jokowi tidak memiliki potensi untuk menjadi otoriter dan nepotisme.

“Saya ingin menilai Pak Jokowi karena 4,5 tahun bersama-sama, dia tidak ada kecendurungan untuk otoriter. Segala sesuatu dirapatkan. Soal FTZ (free trade zone) ini awalnya beliau berbeda pendapat, setelah dijelaskan akhirnya oke, beliau sepakat,” katanya.

Sementara itu, JK menilai Jokowi juga tidak ada kecenderungan untuk nepotisme mengingat anak-anak dan menantunya tidak terlibat dalam bisnis yang berkaitan dengan milik pemerintah.

“Kita lihat anak tertua (Jokowi) dagang apa? Kan martabak. Kedua dagang apa? Pisang. Dua-duanya tidak ada hubungannya dengan pemerintah, sehingga tidak mungkin dia (Jokowi) perintah menteri untuk beli martabak satu juta loyang, atau rapat-rapat makannya martabak atau pisang goreng,” ujarnya.**

Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB