SLEMAN,bipol.co – Warga menemukan banyak bebatuan, sebagian di antaranya tersusun rapi seperti sisa bangunan candi yang sudah lama terpendam di Dusun Duwet, Desa Wukirsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Di antara temuan batu-batu tersebut ada yang berbentuk susunan batu yang berjejer rapi seperti sebuah sudut bangunan. Formasi batu itu terdiri dari sekitar empat batu dengan masing-masing panjangnya sekitar 30 sentimeter,” kata warga Dusun Duwet Sartono (62) di lokasi penemuan batu, Rabu (3/4/2019).
Ia mengatakan warga dusun sejak dulu sering menemukan batu-batu serupa batu penyusun candi, namun temuan kali ini lebih banyak.
“Setiap kali menggali tanah pasti ada batuan candi yang ukurannya besar-besar,” katanya.
Sampai saat ini, menurut dia, ada sekitar 20 batu yang diduga bagian dari candi tergeletak begitu saja, beberapa di antaranya ada di saluran air.
“Walaupun sudah ada yang pecah namun ukiran yang biasanya ditemukan pada batuan candi masih jelas terlihat,” katanya.
Sartono menduga masih banyak batu-batu serupa batu penyusun candi yang tertimbun di area sekitar kolam yang dia gali.
“Dulu mau saya jadikan pondasi kolam, karena tidak boleh akhirnya tidak jadi saya gunakan. Alasannya karena peninggalan sejarah,” katanya.
Namun Sartono mengaku keberatan kalau penggalian di lakukan di area kolam ikan miliknya untuk mengetahui kemungkinan adanya sisa candi pada masa lalu karena keberadaannya belum bisa dipastikan.
Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Muhammad Taufik tidak menampik kemungkinan adanya sisa bangunan candi di Dusun Duwet.
“Di Dusun Duwet, kemungkinan ada candi. Biasanya candi-candi itu dibangun di dekat sumber air, bukan petirtaan, di tempat-tempat yang subur,” katanya.
Lokasi penemuan batu-batu berukuran panjang 20-50 centimeter yang bentuknya mirip batu penyusun candi di Dusun Duwet juga berdekatan dengan mata air.
Sebelumnya, BPCB mengamankan sebuah Yoni dari sekitar lokasi tersebut. Warga setempat juga menyatakan sering menemukan bebatuan serupa batu penyusun candi ketika menggali tanah.
Meski ada indikasi awal di lokasi itu ada candi, BPCB belum berencana melakukan penggalian.
“Di lokasi sudah dibikin kolam warga, kami sudah mendokumentasi semua temuannya, terus sudah merekam titik koordinatnya. Kemarin kami minta untuk ditimbun saja,” kata Taufik.
Ia menjelaskan penimbunan kembali merupakan bagian dari upaya pelestarian karena kalau bebatuan itu dipindahkan ke lokasi lain benda tersebut akan keluar dari konteks ceritanya.
“Kalau keluar konteks nanti tidak bisa diceritakan, tidak ada runtutannya,” katanya.
Taufik mengatakan jika memang di lokasi itu pernah berdiri candi, ukurannya kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan Candi Kalasan atau Candi Kedulan.
“Sedangkan perkiraan pembangunan pada abad tujuh sampai delapan Masehi, satu zaman dengan candi-candi di wilayah Sleman Timur. Kemungkinan candi Hindu,” katanya.(ant)
Editor : Herry Febriyanto