GARUT, bipol.co – Warga adat Kampung Pulo di Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut, mengaku tak kenal dengan para calon legislatif (caleg) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sehingga tidak tahu harus memilih siapa saat pelaksanaan pencoblosan di TPS, 17 April 2019 nanti.
“Tahunya hanya di gambar (alat peraga kampanye),” kata Sesepuh Kampung Pulo, Cucu Suparman (67) usai mengikuti sosialisasi Pemilu 2019 di lingkungan Candi Cangkuang, Garut, Selasa (9/4/2019).
Ia menuturkan, warga adat Kampung Pulo yang dikenal dengan selalu menjaga adat dan tradisi leluhur itu sudah mengetahui adanya pemilihan legislatif, DPD, dan presiden.
Namun khusus pemilihan caleg, kata dia, banyak warga Kampung Pulo hanya tahu orangnya melalui media gambar yang terpasang di jalanan, maupun warung dan rumah sekitar kampung. “Sekarang kan gambarnya ada, tapi orangnya tidak tahu, tidak ada (yang kenal),” katanya.
Menurut dia, para caleg tersebut sebaiknya tidak hanya mengenalkan melalui gambar, tetapi bisa bertemu langsung dengan masyarakat, kemudian menyampaikan visi misinya dalam membangun bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, sosialisasi tentang pemilu itu, kata dia, penting dilaksanakan kepada masyarakat adat, khususnya untuk pemilihan legislatif yang pesertanya banyak dan tidak ada gambar orang pada surat suaranya.
“Di surat suara caleg tidak ada foto, bisa jadi nanti saat nyoblos tadinya mau nyoblos yang sesuai gambar di iklan malah nyoblos yang lain,” katanya.
Namun khusus surat suara DPD dan pemilihan presiden wakil presiden, kata dia, tidak terlalu sulit, karena ada gambar dan calonnya tidak terlalu banyak seperti pemilihan legislatif. “Kalau yang presiden mudah cuma dua pasangan,” katanya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut Junaidin Basri membenarkan, surat suara pemilihan legislatif tidak disertai gambar sehingga akan membingungkan masyarakat saat di TPS. Namun persoalan itu, kata dia, sudah menjadi perhatian petugas KPU hingga tingkat TPS untuk mensosialisasikan tata cara pemilihan agar dilaksanakan dengan benar dan sah.
“Ya kita akan terus sosialisasikan agar masyarakat tidak bingung cara memilihnya,” kata Junaidin. (ant)**
Editor: Ude D Gunadi