TOKYO.bipol.co – Kurs dolar AS menggantung di dekat level terendah lima minggu terhadap yen pada perdagangan Asia, Selasa (7/5/2019) pagi, setelah kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan China menghidupkan kembali kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global.
Greenback relatif tidak berubah terhadap sebagian besar mata uang utama lain, bahkan ketika komentar dari Gedung Putih bahwa China telah menjauh dari komitmen terkait perdagangan, mendorong imbal hasil obligasi AS dan saham berjangka turun.
Indeks dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama lain pada dasarnya tidak berubah di 97,53, setelah mengakhiri sesi sebelumnya hampir datar.
“Dari perspektif China, putusnya negosiasi tidak benar-benar menguntungkan bagi perekonomian domestik. Saya pikir mereka ingin mendapatkan kesepakatan dengan cara apa pun,” kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
Sementara itu ada pembicaraan bahwa Washington dan Beijing mungkin mencapai kesepakatan perdagangan minggu ini, kemungkinan negosiasi akan memakan waktu lebih lama, tambahnya.
Terhadap yen, dolar AS lebih rendah di level 110,655 yen. Dolar AS telah menyentuh level terendah lima minggu di 110,255 yen per dolar selama sesi sebelumnya.
Mata uang Jepang cenderung menguntungkan selama terjadi tekanan geopolitik atau finansial karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia.
Senin malam (6/5/2019), Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan China telah menjauh dari komitmen yang dibuat selama negosiasi perdagangan.
Lighthizer mengatakan kantornya mungkin akan mengeluarkan pemberitahuan pada Selasa tentang usulan kenaikan tarif barang-barang China senilai 200 miliar dolar AS menjadi 25 persen dari 10 persen.
Kontrak berjangka untuk S&P 500 turun setelah pernyataan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mencapai level terendah sejak 1 Mei. Dolar AS sebagian besar bergerak dalam rentang perdagangan yang akrab dengan unit lain. (ant)
Editor Deden .GP