BANDUNG,bipol.co – Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Firman Manan menyebut harus ada kajian mendalam terkait wacana sistem e-voting atau pemilihan elektronik. Sebab, e-voting bukan satu-satunya solusi penyelesaian masalah Pemilu di Indonesia.
“Harus ada kajian mendalam karena e-voting bukan satu satunya penyelesaian dari sebuah problem yang kita hadapi dalam Pemilu kali ini,” ungkap Firman kepada bipol.co melalui sambungan telepon, Rabu (07/05/2019).
Meski banyak negara yang mengadopsi e-voting dalam Pemilu, Firman menilai tidak sedikit negara yang memutuskan untuk tidak melanjutkan sistem tersebut di Pemilu selanjutnya. Pasalnya, masih terdapat ketidakpercayaan warga negara tersebut kepada teknologi yang rawan peretasan.
“Di beberapa negara, upaya mengadopsi e-voting ini ada yang sukses tidak sukses dalam artian kemudian tidak lagi menggunakan e-voting,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah harus terlebih dahulu menyiapkan sarana prasarana agar lebih merata di Indonesia jika ingin menerapkan e-voting. Sebab, sampai saat ini masih terdapat ketimpangan sarana prasarana di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, sosialisasi harus terus digalakkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan. Hal tersebut dikarenakan pemahaman masyarakat sampai saat ini masih terbiasa menggunakan sistem Pemilu manual dengan pencoblosan.
“Kalau e-voting secara langsung tentu persoalan sarana prasarana kemudian jangkauan internet di seluruh Indonesia itu sudah bisa digunakan dengan baik. Harus ada perbaikan jaringan itu, baru kemudian bisa dilakukan,” tuturnya.
Reporter: Iman Mulyono
Editor:Ude D Gunadi