Jangan Berlebihan Tafsirkan People Power dan Makar, Ini Artinya

- Editor

Sabtu, 11 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik Dedi Kurnia Syah Putra.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik Dedi Kurnia Syah Putra.

BANDUNG,bipol.co – Pengamat Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah mengingatkan Politisi dan Publik untuk tidak berlebihan dalam menafsirkan People Power dan Makar.

Menurutnya pemahaman dasar tentang People Power dan Makar harus terlebih dahulu dipahami secara saksama.

“People power tidak ada dalam kamus politik, itu hanya istilah yang menggambarkan gerakan sosial masyarakat dalam menuntut pemenuhan aspirasinya, dengan cara turun ke jalan atau aksi. Lalu dalam politik, makar adalah upaya menjatuhkan kekuasaan yang sah dengan cara inkonstitusional,” kata Dedi saat dihubungi bipol.co pada Jumat (10/05/2019).

Ia mengungkapkan bahwa ukuran makar itu setidaknya harus ada keterlibatan salah satu alat negara. “Publik tidak bisa melakukan makar jika tidak didukung oleh salah satu alat negara, semisal militer, atau mungkin parlemen,” ungkap Dedi.

Sekaitan dengan itu, mengenai People Power, Dedi berpandangan bahwa Indonesia masih dalam keadaan Stabil. Menurutnya dalam kondisi seperti ini, People Power hanya pengalihan istilah dari unjuk rasa. Namun Ia tidak menampik jika dalam kondisi genting, terjadi reformasi misalnya, maka people power itu bisa mendominasi dari kelompok diam.

“People power bisa saja menjelma menjadi makar, kalau kekuatannya membesar dan dominan,” paparnya.

Dedi menambahkan bahwasanya gerakan People Power tidak selalu diukur dengan banyaknya massa yang melakukan aksi. “Tidak ada ukuran ideal, karena (People Power) tidak bicara jumlah tetapi soal pengaruh. Sedikit saja yang melalukan, tetapi jika pelakunya para tokoh berpengaruh, maka bisa saja menjadi people power,” tambahnya.

Mengenai aksi yang dilakukan oleh Egi Sudjana, Dedi berpandangan hal tersebut merupakan hal yang lumrah. Aksi tersebut hanya merupakan wujud menyampaikan aspirasi.

“Tentu terlalu jauh mengartikan kegiatan itu sebagai makar. Aksi itu sama seperti aksi yang lain, tidak ada yang mengkhawatirkan,” tandasnya.**

Reporter : Rahmat Kurniawan
Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

KPU Jabar dan Kabupaten Bandung Touring Demokrasi Road to 27 November 2024
Kadin Kab.Bandung Barat Selenggarakan Dialog Terbuka Calon Bupati-Wakil Bupati
Bakesbangpol Kabupaten Bandung Ajak Ormas dan LSM Sukseskan Pilkada Damai, Masyarakat Tidak Golput
KPU Kabupaten Bandung Lakukan Bimtek Terhadap 314 Anggota PPK
Gun Gun Gunawan Minta Masyarakat Jangan Ragu untuk Melaporkan bila Terjadi Pelanggaran Pilkada
Melalui PAW, Agus Setiawan Resmi jadi Anggota DPRD Kabupaten Bandung Gantikan Gun Gun Gunawan
Legislator NasDem Imam Soetanto Harap Paslon Terpilih Perhatikan Generasi Muda untuk Berkarya
Atas Perintah Ketum, Agus Yasmin Tegaskan Kader NasDem Harus Menangkan Ilham Habibi dan Kang DS

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 08:28 WIB

KPU Jabar dan Kabupaten Bandung Touring Demokrasi Road to 27 November 2024

Kamis, 14 November 2024 - 13:41 WIB

Kadin Kab.Bandung Barat Selenggarakan Dialog Terbuka Calon Bupati-Wakil Bupati

Rabu, 13 November 2024 - 19:57 WIB

Bakesbangpol Kabupaten Bandung Ajak Ormas dan LSM Sukseskan Pilkada Damai, Masyarakat Tidak Golput

Selasa, 12 November 2024 - 20:23 WIB

KPU Kabupaten Bandung Lakukan Bimtek Terhadap 314 Anggota PPK

Senin, 11 November 2024 - 14:04 WIB

Gun Gun Gunawan Minta Masyarakat Jangan Ragu untuk Melaporkan bila Terjadi Pelanggaran Pilkada

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB