BANDUNG,bipol.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menilai wacana people power atau pengerahan massa oleh beberapa pihak terhadap keputusan hasil pemilu kurang tepat, karena berpotensi menimbulkan chaos atau kegaduhan.
Hal tersebut diutarakan Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Achyar, menyikapi wacana people power yang muncul usai proses pencoblosan Pemilu 2019 dan menjadi ramai disoroti masyarakat Indonesia.
“Bagi kami jelas, kalau itu tidak dikatakan makar akan menimbulkan kegaduhan. Bahkan bukan tidak mungkin itu akan menimbulkan chaos. Karena people power kekuatan rakyat itukan mengerahkan semua rakyat yang mau,” ucap Rafani kepada bipol.co di Bandung, Senin (13/05/2019).
Rafani menyarankan agar setiap penyelesaian sengketa ataupun dugaan kecurangan dilakukan secara konstitusional. Mulai dari melapor ke Bawaslu, Gakkumdu, hingga Mahkamah Konstitusi (MK).
“Kalaupun ada temuan ketidakadilan, kebohongan dan ketidakjujuran silahkan digugat melalui lembaga-lembaga yang sudah di sediakan, ada MK, Bawaslu,Gakumgu serta yang lain,” ucapnya.
“Jadi jangan itu di abaikan, tetapi mengerahkan kekuatan rakyat itu namanya tidak fair, Jadi masuk ke gelanggang pertandingan inginnya menang saja, kan main bola tidak seperti itu,kan ada fair play,” tambahnya.
Untuk itu Rafani mengahimbau masyarakat khususnya Umat Islam di Jawa Barat, tidak terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang bisa menimbulkan kemudaratan. Ia pun meyakini masyarakat Jabar sudah dewasa dan cerdas dalam menentukan segala sesuatu.
“Kalau kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak ikut-ikutan tak lain demi kemaslahatan, deminya kenyamanan dan keamanan,” tutupnya.**
Reporter : Abdul Basir
Editor : Herry Febriyanto