BANDUNG.bipol.co – Berlokasi di Jalan Sariasih Kota Bandung, Pasar Sarijadi sempat tampil dengan kondisi kumuh, becek, dan jorok. Apalagi kalau turun hujan, sekitar pasar becek.
Namun kesan tersebut hilang setelah direvitaliasai. Tahun 2017 revitalisasi selesai dan pada 23 Mei 2017, Pasar Sarijadi wajah baru diresmikan.
Ya, tampil dengan wajah baru, Pasar Sarijadi berkonsep kontemporer. Pasar yang dibangun sekira Rp19 miliar dari dana APBD Kota Bandung bahkan menjadi tolak ukur revitalisasi pasar-pasar lainnya di Kota Kembang.
Tempat berjumpanya pedagang dan pembeli itu menjadi percontohan pasar tradisional kreatif, unik, bersih dan bernilai estetika. Mengusung one stop service, pasar secara bertahap kelak menyediakan hampir seluruh fasilitas seperti yang ada di swalayan.
Bangunan kokoh Pasar Sarijadi memiliki tiga lantai, terlihat sederhana dan terbuka. Bangunan pasar didesain dengan konstruksi utama rangka baja dan lantai dak tanpa tangga. Sedangkan bagian sisi bangunan dibiarkan terbuka tanpa sekat sehingga memberi kesan luas bagi masyarakat dan pedagang.
Akses dari lantai ke lantai didesain berupa jalan dengan kemiringan landai. Kemiringan yang cukup dan ideal tersebut memudahkan para pengunjung atau pembeli termasuk dari kalangan disabilitas yang menggunakan kursi roda.
Lantai dasar ditempati penjual sembako termasuk sayuran, ikan dan daging. Jongko atau lapak pasar basah di lantai ini menggunakan material kayu berwarna cokelat, lengkap dengan laci untuk menyimpan barang dagangan. Penataan jongko ini terlihat rapi dengan satu warna natural.
Di satu bagian yang berjajar adalah lapak dagangan basah, terbuat dari material tembok permanen dilapisi porselin untuk memudahkan perawatan. Ada 12 lapak di sana, diisi penjual-penjual ikan dan daging segar hingga pedagang kelapa parut. Di lantai dasar ini pun tersedia toilet dan musala.
Lantai berikutnya yaitu lantai 1 difungsikan sebagai pasar kering, lantai 2 untuk pakaian dan aksesori hingga produk Usaha Kecil Menengah (UKM), dan lantai 3 khusus untuk area kuliner atau pusat jajanan serba ada (pujasera). Fasilitas di pasar kreatif ini memang terbilang lebih lengkap ketimbang pasar tradisional lainnya. (rls)
Editor Deden .GP