BANDUNG,bipol.co – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat memberikan pelatihan pemasaran e-commerce kepada Pendamping Lapangan Perempuan Kepala Keluarga (PL Pekka) dari 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Pelatihan tersebut menjadi upaya peningkatan kualitas hidup perempuan di Jawa Barat melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.
Kepala Seksi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan DP3AKB Jawa Barat, Nunung Nurhayati mengatakan, saat ini suatu perusahaan atau pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dituntut mampu menyesuaikan diri mengikuti kebutuhan pasar. Sebab, keterlambatan dalam memonitor kebutuhan pasar, keberadaan para pesaing, kurangnya peningkatan serta pengembangan nilai produk yang ditawarkan sering menjadi penyebab kegagalan para industri kecil saat ini.
“Konsumen yang saat ini lebih kritis, serta sarana informasi yang lebih mutakhir menjadikan mereka lebih mudah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan mengenai berbagai produk yang tersedia dan ditawarkan pasar,” ujar Nunung di Kantor DP3AKB Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (28/05/2019).
Namun demikian, Nunung menilai yang menjadi permasalahan saat ini adalah masih minimnya pengetahuan para pelaku usaha, termasuk para anggota Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) tentang strategi atau manajemen pemasaran. Sebab, dalam manajemen pemasaran, hal mendasar yang perlu dikuasai adalah meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), serta kecakapan (ability) manajemen pemasaran.
“Salah satu langkah yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengagendakan suatu program pelatihan pemasaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, pelatihan tersebut bertujuan agar para PL Pekka mendapatkan pengetahuan secara mendasar tentang strategi pemasaran, manajemen pemasaran dan cara mengaplikasikannya. Sehingga, dengan pengetahuan yang didapat dalam pelatihan, PL Pekka dapat mentransferkan ilmunya kepada para anggota Pekka di daerah binaannya agar dapat membuat suatu langkah jitu untuk mendongkrak produksi produk dan penjualan dalam usaha mereka.
“E-commerce merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan bisnis dan juga promosi,” ucap dia.
Dengan memanfaatkan e-commerce, lanjutnya, para pebisnis dapat membuka terus usahanya selama 24 jam secara terus menerus. Selain itu, mereka juga mampu menjangkau pasar global yang tidak terbatas dan memungkinkan melakukan promosi efektif serta murah atau bahkan gratis.
“Dengan pelatihan pemasaran e-commerce ini, diharapkan para pelaku usaha, khususnya Pekka yang selama ini masih menjual barang secara konvensional dapat mempromosikan produknya dengan efektif secara online dengan biaya murah,” ucapnya.**
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto