JEPANG.bipol.co – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan harga-harga kebutuhan pangan telah terkendali dan stabil pada periode Ramadhan dan Lebaran 2019. “Secara keseluruhan harga terkendali dan stoknya cukup,” kata Enggar saat ditemui pada saat ditemui di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri G20 mengenai Perdagangan dan Ekonomi Digital di Tsukuba, Jepang, Minggu (9/6/2019).
Enggar menjelaskan upaya menjaga ketersediaan pasokan menjadi salah satu alasan kestabilan harga-harga pada periode ini, meski terdapat peningkatan permintaan. Ia mengakui beberapa harga bahan kebutuhan pokok sempat mengalami kenaikan, namun masih dalam tataran normal, sehingga tidak dikhawatirkan.
“Daging ayam sempat naik, tapi kita tidak bereaksi, karena harganya memang sempat jatuh, kita lihat ada keseimbangan. Harga cabai merah besar sempat ada kenaikan, tapi cabai rawit turun,” ujarnya. Untuk itu, ia mengharapkan penyebab terjadinya laju inflasi dalam periode Ramadhan dan Lebaran 2019 tidak berasal dari kelompok bahan makanan.
Enggar juga memastikan ketersediaan pasokan untuk menjaga kestabilan harga bahan makanan akan terus terjadi sepanjang 2019. “Ketersediaan dan pengendalian harga akan terus berlangsung sampai sepanjang tahun. Kita betul-betul membuat keseimbangan suppy and demand,” katanya.
Berdasarkan data historis, umumnya terjadi kenaikan harga pada beberapa jenis komoditas pangan seiring dengan meningkatnya permintaan pada Ramadhan dan Lebaran. Hal tersebut terlihat dari periode Ramadhan dan Lebaran 2018 yang mempengaruhi inflasi Mei dan Juni masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,59 persen.
Inflasi tersebut disebabkan oleh tingginya tarif angkutan udara sebesar 0,15 persen, ikan segar 0,08 persen, daging ayam ras 0,07 persen dan telur ayam ras 0,06 persen. Situasi serupa juga menyebabkan terjadinya tingkat inflasi Mei dan Juni 2017 yang masing-masing tercatat sebesar 0,39 persen dan 0,69 persen.
Penyebab inflasi pada Ramadhan dan Lebaran 2017 adalah tarif listrik 0,17 persen, tarif angkutan udara 0,12 persen, tarif angkutan antar kota 0,08 persen dan bawang putih 0,08 persen. (ant)
Editor Deden .GP