JAKARTA.bipol.co – Di tengah gersangnya film-film anak di Indonesia, “Doremi & You” membawa angin segar bersama para aktor belia yang aktingnya patut diacungi jempol. Jalan ceritanya sederhana, tapi eksekusi dari skenario yang dibuat oleh Jujur Prananto (Petualangan Sherina) dan BW Purbanegara (Ziarah) mengagumkan.
Cerita yang mengangkat persahabatan anak-anak dari berbagai latar belakang untuk memecahkan masalah bersama pernah diangkat oleh BW Purbanegara sebelumnya melalui film pendek “Cheng Cheng Po” (2007) yang membawa pulang piala Film Pendek Terbaik Festival Film Indonesia 2008 serta film pendek “Say Hello to Yellow” (2011).
“Saya tertarik dengan tantangan baru, film musikal. Meski ini bukan sepenuhnya musikal, tapi unsur musikal di dalamnya cukup banyak,” ujar BW Purbanegara usai pemutaran perdana di Jakarta, Jumat (14/6). Film ini diproduseri Lexy Mere (“22 Menit”) yang tertarik menggarap film ini karena kisahnya yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. “Persahabatan tanpa memandang suku dan agama serta adanya budaya tolong menolong,” kata dia.
“Doremi & You” bercerita tentang persahabatan empat remaja dari berbagai latar belakang suku berbeda yaitu Naura sebagai Putri dari keluarga Sunda, Fatih Unru sebagai Imung yang berdarah Bugis, Nashwa Zahira – Indonesia Idol Junior 2018 — sebagai Anisa dari Medan dan Toran Waibro sebagai Markus dari Papua.
Film yang tata musiknya dipercayakan pada Andi Rianto ini dibuka dengan lagu ceria “Hari Ini Indah” lengkap dengan koreografi seru, memperlihatkan rutinitas empat sekawan bersepeda bersama dari rumah ke sekolah melewati sawah-sawah yang membentang hijau.
Dalam perjalanan pulang, saat sedang asyik berfoto-foto, ada insiden di mana amplop berisi uang milik teman-teman paduan suara yang dipegang oleh Markus si bendahara hanyut terbawa aliran sungai. Panik, keempatnya sempat saling menyalahkan namun akhirnya memutar otak untuk mencari solusi yang tepat. Mereka bertekad keluar sebagai pemenang di kompetisi menyanyi Doremi & You yang berhadiah uang tunai.
Kekompakan empat sahabat ini juga diuji karena setiap orang punya masalah tersendiri. Anisa harus berlatih tanpa sepengetahuan pamannya yang tegas, diperankan Teuku Rifnu Wikana yang mencuri perhatian meski adegannya tidak banyak. Markus, yang merasa paling bersalah karena dia adalah bendahara, juga tidak bisa meminta uang dari ayahnya karena kondisi keuangan mereka pas-pasan.
Reno (Devano Danendra), siswa SMA yang biasanya jadi asisten pelatih paduan suara, menjadi andalan untuk melatih mereka agar tampil sempurna saat lomba. Namun diam-diam sang pelatih justru jadi saingan terberat di kompetisi.
Dalam sebuah dialog, seorang tokoh mengemukakan interpretasinya tentang “pertikaian” antara kaum yang memilih menyantap bubur diaduk atau tidak diaduk dengan jenis musik. Bubur diaduk bisa diibaratkan sebagai musik klasik yang terdengar harmonis, sementara bubur tidak diaduk bagai musik mash up yang setiap bunyi instrumennya bagai bertabrakan, tapi tetap asyik dinikmati.
Sama seperti bubur yang tidak diaduk, setiap pemain seperti mewakili komponen yang berbeda-beda namun serasi saat dipadukan. Padanan antara drama dari karakter Putri, Anisa dan Markus semakin lengkap dengan kehadiran karakter Imung, si jago beatbox yang lucu. Semuanya tampil alami tidak dibuat-buat, termasuk Nashwa dan Toran yang baru pertama kali bermain film.
Sebagian besar lagu di film ini dibuat oleh Simhala Avadhana alias Mhala “Numata” Tantra “Numata”, termasuk di antaranya adalah “Hari Ini Indah” dan “Harmoni”. (ant)
Editor Deden .GP