JAKARTA.bipol.co – Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) Alejandro Dominguez mengaku khawatir dengan rendahnya tingkat okupansi penonton laga-laga putaran final Copa America 2019 di Brazil sejauh ini.
Padahal, ia meyakini benar regionnya menjadi salah satu gudang pesepak bola kelas dunia, termasuk megabintang Argentina Lionel Messi yang lebih dari satu dasawarsa terakhir selalu disebut-sebut sebagai pemain terbaik dunia generasi ini.
“Tentu saja ini mengkhawatirkan sebab Anda tentu ingin banyak orang menyaksikan pemain-pemain terbaik dunia beraksi dan pemain Amerika Selatan adalah yang terbaik di dunia,” katanya pada Minggu (16/6) setempat dilansir Reuters, Senin (17/6/2019) WIB. “Di negeri ini (Brazil) orang-orang hidup untuk sepak bola dan kami tentu ingin melihat lebih banyak orang terlibat. Beberapa pertandingan banyak penonton, namun yang lainnya tidak,” ujarnya menambahkan.
Kendati demikian, pria asal Paraguay itu tak menyalahkan panitia penyelenggara di Brazil dan menilai atmosfer turnamen sangat positif. “Namun secara keseluruhan atmosfernya begitu positif dan saya pikir (jumlah penonton) akan membaik,” katanya.
“Brazil melakukan tugas yang baik menyelenggarakan turnamen ini, memenuhi harapan kelas Amerika Selatan,” pungkas Dominguez.
Sejauh ini empat pertandingan fase penyisihan Grup A dan B sudah digelar di empat kota di Brazil dan laga pembukaan antara tuan rumah Brazil kontra Bolivia tetap dengan okupansi paling tinggi, itupun hanya 46 ribu penonton dari kapasitas 66 ribu yang mampu ditampung Stadion Morumbi, Sao Paulo.
Pertandingan Grup A lainnya antara Peru kontra Venezuela di Stadion Gremio Arena, Porto Alegre, cuma dihadiri 13.000 penonton dari kapasitas 55.662 penonton.
Laga Grup B antara Paraguay kontra tim undangan Qatar di Maracana, Rio de Janeiro, malah cuma dihadiri 19.000 penonton dari kapasitas 74.000 penonton padahal 4.000 tiket diberikan cuma-cuma kepada anak-anak setempat.
Penyelenggara mematok harga yang cukup mahal. Untuk laga pembuka misalnya, tiket yang paling dicari bertarif 590 reais (sekira Rp2,17 juta). Harga kian meningkat hingga 890 reais (sekira Rp3,3 juta), hampir setara dengan upah bulanan minimum di sana yang setingkat 998 reais (sekira Rp3,7 juta).
Di sisi lain, publik Brazil juga boleh jadi “bosan” dengan turnamen olahraga dunia mengingat Copa America 2019 jadi ajang akbar ketiga dalam lima tahun terakhir di sana setelah Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016. (ant)
Editor Deden .GP