CIANJUR, bipol.co – Sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur mulai dilanda krisis air bersih. Warga pun terpaksa mencari sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mandi cuci dan kakus (MCK) lantaran sumur di rumah mereka mengering.
“Sumur di rumah kering. Sekarang terpaksa kami memanfaatkan air sungai,” kata Efendi (53), warga Kampung Pasirmanggah, Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kamis (4/7/2019).
Ia menuturkan kemarau terjadi sejak dua bulan lalu. Tepatnya saat memasuki Ramadan.
“Sekarang sudah tidak ada air lagi di sumur. Di kampung kami, hampir semua rumah sumurnya kering. Makanya kami inisiatif membendung aliran sungai agar airnya bisa dipakai,” jelas Rahmat.
Selain Kampung Pasirmanggah, sebut Rahmat, kekeringan juga terjadi di Kampung Gelarpawitan. Warga di sana memanfaatkan air Sungai Cikalapa untuk kebutuhan MCK. Kepala Dusun Pasir Manggah, Hendarsyah, mengatakan terdapat empat kedusunan di dua kampung yang mengalami krisis air bersih menyusul belum turunnya hujan sejak dua bulan terakhir.
“Di empat kedusunan ini ada sekitar 1.500 jiwa. Sejak awal Puasa sudah mulai kekeringan,” kata Hendarsyah, Kamis (4/7/2019).
Kondisi serupa dialami warga Desa Cimanggu dan Cihaur di Kecamatan Cibeber. Mereka pun mulai memanfaatkan air di Sungai Leuwi Jambrong di Kampung Legok, Desa Cihaur, karena sumur di rumah warga mulai kering sejak sebulan terakhir.
“Sumur di rumah sudah kering. Sekarang berpindah dulu nyari air di sini,” terang Solihah, 46, warga Desa Cimanggu.
Air di Sungai Leuwi Jambrong hanya dimanfaatkan untuk keperluan MCK. Sedangkan untuk masak dan minum, Najib memilih membeli air isi ulang. “Kurang berani kalau harus masak air minum dari sungai. Takut kenapa-napa,” tuturnya. **
Reporter: Andi
Editor: Ude D Gunadi