Jamaah Haji tak Lagi Dihantui Penyakit Menular

- Editor

Kamis, 4 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Dinkes Jabar, Berli Hamdani Gelung Sakti.

Kepala Dinkes Jabar, Berli Hamdani Gelung Sakti.

BANDUNG, bipol.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat menyebut telah terjadi perubahan jenis penyakit yang biasa menghantui jamaah haji, dari menular ke tidak menular. Biasanya, jamaah haji kerap dihantui berbagai penyakit seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Hepatitis. dan Meningitis.

Kepala Dinkes Jabar, Berli Hamdani Gelung Sakti, mengungkapkan pergeseran penyakit dari menular ke tidak menular dikarenakan adanya vaksin yang mampu menangkal penyakit-penyakit tersebut. Terlebih, jamaah haji Indonesia termasuk Jawa Barat telah mendapat vaksin lengkap, mulai dari vaksin flu dan vaksin tifoid.

“Jadi sekarang bergeser ke penyakit tidak menular, misalnya hipertensi, faktor usia, dan faktor kegemukan. Ada juga yang baru ketahuan menderita kanker dan sebagainya,” ungkapnya di Bandung, Kamis (4/7/2019).

Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Jabar, sebanyak 67 persen jamaah haji Jabar masuk dalam klasifikasi risiko tinggi (Risti) penyakit tersebut. Namun, Berli memastikan, saat manasik haji dan tes kebugaran, berbagai penyakit jamaah akan didata dan dimasukkan dalam buku kesehatan.

“Mudah-mudahan para jamaah ini mau bekerja sama karena mereka juga harus menyampaikan data kesehatan mereka di embarkasi sampai ke Tanah Suci dan kemudian pulang lagi,” ujarnya.

Selain itu, Berli mengimbau kepada jamaah haji yang masuk klasifikasi Risti maupun tidak, tetap memeriksakan kesehatan secara berkala atau bila perlu setiap hari. Terlebih, cuaca di Tanah Suci saat ini sedang berada dalam kondisi ekstrem, suhu udara sangat dingin pada malam hingga pagi hari.

“Siang juga panas sekali, apalagi pas wukuf, jumrah. Dari maktab ke masjid itu waktu-waktu krusial, harus banyak minum. Istirahat cukup. Bukan berarti tidur, berbaring saja minimal dua jam sekali,” ujar Berli.**

 

Reporter: Iman Mulyono

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Tanggulangi Stunting, Pemkot Cimahi Salurkan Beras Fortifit untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Pemerintah Kabupaten yang Informatif
BPBD Kota Cimahi Gelar Kegiatan Sekolah/Madrasah aman Bencana (SMAB)
Satpol PP Kota Cimahi Sita Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal
Dikky: TPS3R Salah Satu Solusi Permasalahan Sampah di Cekungan Bandung
252 PNS Purna Bhakti, Pj Wali Kota Bandung Ucapkan Terima Kasih Atas Dedikasi Selama Ini
HARI PANGAN SEDUNIA, DKPP Jabar Akan Diseminasi Pangan Lokal dan Kampanye Stop Boros Pangan
Pemkot Cimahi Apel Gelar Pasukan Siaga Darurat Bencana Geo-Hidrometeorologi

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 14:41 WIB

Tanggulangi Stunting, Pemkot Cimahi Salurkan Beras Fortifit untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Jumat, 15 November 2024 - 19:47 WIB

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Pemerintah Kabupaten yang Informatif

Kamis, 14 November 2024 - 17:43 WIB

BPBD Kota Cimahi Gelar Kegiatan Sekolah/Madrasah aman Bencana (SMAB)

Kamis, 14 November 2024 - 14:50 WIB

Satpol PP Kota Cimahi Sita Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal

Kamis, 14 November 2024 - 07:56 WIB

Dikky: TPS3R Salah Satu Solusi Permasalahan Sampah di Cekungan Bandung

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB