BOGOR.bipol.co – Pemerintah Kota Bogor ikut ambil bagian dalam ajang Indonesia City Expo (ICE) 2019 yang digelar kawasan Simpang Lima, Semarang, 3-6 Juli 2019.
Dengan mengusung tema Heritage City, Smart City dan Green City, stand pameran Kota Bogor cukup menarik pengunjung. Hal tersebut terbukti dari banyaknya pengunjung yang berfoto ria dengan latar dedaunan dan pepohonan yang meneduhkan. Di sudut stand juga ditampilkan latar salah satu ikon Kota Bogor, yakni Lawang Salapan lengkap dengan pedestrian.
Sudut lainnya dimanfaatkan untuk memamerkan potensi Kota Bogor pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terdapat pula mini cafe yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk mencicipi makanan hasil produksi pelaku UMKM Kota Bogor, seperti Kopi Liong, permen pala, sirup pala, kue gambang, cookies jahe dan lain sebagainya.
“Selain untuk mempromosikan Kota Bogor, ajang ini juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan potensi wisata dan produk-produk lokal dari UMKM di Kota Bogor,” ungkap Koordinator Pameran Kota Bogor Denny Mulyadi di Semarang, Kamis (4/7/2019).
Denny yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor itu menyatakan, selain produk makanan dan minuman ada pula produk barang berupa aksesoris kujang, batik Bogor, kaos dan kerajinan tangan lainnya.
“Semuanya hasil produksi UMKM Kota Bogor. Lewat pameran ini kami juga ingin menginformasikan sejumlah potensi dan keberhasilan Pemkot Bogor yang ditayangkan dalam LED, termasuk mengenai kemudahan proses investasi di Kota Bogor,” jelasnya.
Ia menambahkan, tidak ada target penjualan secara khusus dalam ajang ICE 2019 itu. “Di sini hanya menginformasikan saja mengenai potensi, ada apa saja. Jika nanti ada buyer (pembeli) partai besar bisa menghubungi dinas terkait yang bertugas,” katanya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut ICE yang merupakan salah satu rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) itu bukan sekedar pameran biasa.
“Bukan sekedar eksibisi tapi saya melihat ini satu seni untuk menarik perhatian dari pengunjung. Saya lihat tidak semua kota mampu untuk menampilkan itu. Tahun ini Kota Bogor memperbaiki tampilan dan koordinasinya sehingga target kita menyampaikan informasi kepada pengunjung sebanyak mungkin tentang kota bogor, tentang potensi Bogor. Bogor hari ini, bukan hanya Bogor masa lalu,” ujar Bima.
Bima berharap, lewat pameran ini bisa merangsang untuk memabangun citra yang baik tentang Kota Bogor. “Bisa mengundang investasi dan paling tidak mengundang pengunjung atau wisatawan ke Kota Bogor,” terang dia.
Mengenai Rakernas, kata Bima, mengusung tema ‘Penguatan Alokasi Anggaran Pemerintah Daerah untuk Mendukung Profesionalitas Aparatur dan Kemandirian Daerah’ itu akan menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan disampaikan kepada pemerintah pusat.
“Rakernasnya baru besok (Kamis, 4 Juli 2019. Tadi masih arahan-arahan dari para menteri, termasuk Mendagri. Besok akan disampaikan mengenai persoalan yang terjadi di wilayah, termasuk saya akan membawa persoalan zonasi PPDB,” pungkasnya.
Sekedar informasi, Rakernas Apeksi diikuti sebanyak 98 wali kota bersama masing-masing rombongan kepala OPD. Selain pameran, rangkaian juga diisi dengan helatan Pawai Budaya. Kota Bogor sendiri menampilkan Tari Payung Pajajaran dari Sanggar Citra Budaya. (rls)
Editor Deden .GP