BANDUNG, bipol.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat telah terjadi kekeringan akibat kemarau di sejumlah daerah di Jawa Barat. Kekeringan tersebut berdampak pada berkurangnya pasokan air bersih bagi masyarakat.
Kepala BPBD Jabar, Supriyatno, memaparkan selama satu bulan terakhir 90% wilayah di Jabar mengalami curah hujan relatif kecil, yakni 50 milimeter dalam waktu per-sepuluh hari. Selain itu, wilayah Bogor yang memiliki curah hujan tinggi tidak luput dari kekeringan tersebut.
Namun begitu, pihaknya menilai kekeringan yang terjadi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor adalah karena air hujan yang tidak terserap tanah. Kekeringan yang terjadi berdampak pada pasokan air bersih yang berkurang untuk kebutuhan rumah tangga.
“Ini dinegasikan laporan kekeringan itu adalah pengurangan air. Rupanya air hujan yang turun tidak meresap ke dalam tanah, tapi hampir 90 persen mengalir langsung masuk ke sungai-sungai,” ujarnya di Bandung, Selasa (9/7/2019).
Menurutnya, BPBD Jabar akan mengupayakan penanggulangan kekeringan tersebut dengan konsentrasi pemenuhan kebutuhan air rumah tangga. Pasalnya, hal tersebut dinilai menjadi permasalahan krusial, khususnya bagi hajat hidup masyarakat di Jabar.
“Sasaran utamanya itu. Kebutuhan air itu yang utama untuk kebutuhan rumah tangga, kemudian untuk persawahan dan untuk industri,” ujar dia.
Adapun sejumlah daerah yang mengalami kekeringan akibat kemarau di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Tasik.**
Reporter: Iman Mulyono
Editor: Hariyawan