Rekayasa Lalin Dikeluhkan Masyarakat

- Editor

Kamis, 11 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Vikri Holid (25) mengatakan dirinya merasa bingung dengan adanya rekayasa lalin.

Vikri Holid (25) mengatakan dirinya merasa bingung dengan adanya rekayasa lalin.

BANDUNG, bipol.co Rekayasa lalu-lintas kawasan yang mulai diberlakukan pada Kamis (11/7/2019) mendapat respon negatif dari masyarakat. Mereka merasa kebingungan dan dirugikan dengan adanya rekayasa ini.

Vikri Holid (25) mengatakan dirinya merasa bingung dengan adanya rekayasa lalin ini. Menurutnya, rekayasa ini juga menyebabkan kemacetan di Fly Over Pasupati.

“Sebenarnya masih bingung aja sih, gitu. Biasanya ‘kan dari sini langsung aja ke sana (Cipaganti), ini harus ke sebelah sini, jadi masih bingung aja,” kata Vikri di Jalan Pasteur Bandung. Kamis (11/7/2019)

Ia menuturkan, biasanya untuk sampai ke kampus yang terletak di Jalan Setiabudhi dirinya membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. Namun dengan adanya rekayasa ini dirinya memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke tempat tujuan.

“Dari Jatinangor, biasanya satu jam, hanya di Cicaheum macet, di sini macet, satu jam baru sampai sini,” ujarnya.

Oky, salah satu pengemudi angkutan online juga mengeluhkan dengan adanya rekayasa lalin ini. Menurutnya, dirinya mendapat kritik dari pemesan karena terlambat dalam pejemputan penumpang.

“Penumpang pengennya cepet-cepet, sedangkan kita harus muter-muter nyari jalan. Pemerintah efektifkan atuh harusnya, jalannya,” katanya.

Oky juga meminta agar perubahan jalur tidak dilakukan karena dirasa tidak akan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurai kemacetan. Menurutnya, selain tidak berdampak, rekayasa ini membuat biaya perjalanan semakin meningkat.

“Mending dua jalur daripada satu jalur. Masih tetap macet enggak ada efektifnya. Ongkos tetep lagi, coba kalau ongkos dinaikin,” keluhnya.**

Reporter: Rahmat Kurniawan

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah
Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam
Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju
Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan
Peringati HUT Ke-53 KORPRI, Sekda Indramayu Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan
Telan Rp10 Miliar, Gedung Setda Kabupaten Bandung yang Baru Diresmikan
BENCANA BANJIR Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot Tanggul sungai jebol

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 15:36 WIB

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

Sabtu, 30 November 2024 - 10:22 WIB

Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam

Sabtu, 30 November 2024 - 07:49 WIB

Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Sabtu, 30 November 2024 - 06:49 WIB

Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju

Jumat, 29 November 2024 - 20:24 WIB

Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB