Wapres JK Serahkan Penghargaan Kalpataru 2019

- Editor

Kamis, 11 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA.bipol.co – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyerahkan Penghargaan Kalpataru 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada 10 tokoh dan kelompok masyarakat dari berbagai daerah yang berperan dalam menjaga hutan dan lingkungan sekitarnya.

“Bagi kita, hutan adalah sumber utama untuk memperbaiki lingkungan disamping hal-hal lain. Terima kasih kepada tokoh yang memperbaiki lingkungan, khususnya memperbaiki hutan dan menambah hutan,” kata Wapres JK dalam sambutannya di pembukaan Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan di JCC Senayan, Jakarta, Kamis.

Wapres mengatakan hutan menjadi kunci utama untuk mengendalikan bencana banjir dan kekeringan yang sewaktu-waktu melanda daerah. Semakin berkurangnya luas hutan di wilayah Indonesia menyebabkan bencana banjir dan kekeringan mudah melanda, seperti yang terjadi di Konawe dan Sulawesi Tenggara baru-baru ini.

“Apabila hutan berkurang, maka pada saat musim hujan air langsung turun ke bawah, dan pada musim kering tidak ada lagi sumber air untuk memberikan sumber air pada musim kering” jelasnya.

Oleh karena itu, katanya,w dan kelompok masyarakat di daerah yang berhasil melestarikan hutan dan menjaga lingkungan berhak mendapatkan penghargaan dari Pemerintah.

Penghargaan Kalpataru Tahun 2019 diberikan kepada 11 tokoh yang terbagi atas kategori Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, dan Penyelamat Lingkungan. Penerima Kalpataru kategori perintis lingkungan ialah Lukas Awiman Barayap dari Kabupaten Manokwari, Sucipto dari Kabupaten Lumajang, Eliza dari Kabupaten Sumbawa Barat dan Nurbit dari Kabupaten Bulungan.

Sedangkan penerima penghargaan kategori pengabdi lingkungan adalah Meilinda Suriani Harefa dari Kota Medan, M. Hanif Wicaksono dari Kabupaten Balangan dan Baso dari Kabupaten Jeneponto.

Penerima Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan ialah Kelompok Masy Dayak Iban Menua Singai Utik dari Kabupaten Kapuas Hulu,Kelompok Pengelola Hutan Adat Depati Kara Jayo Tuo Desa Rantau Kermas dari Kabupaten Merangin, serta Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari dari Kabupaten Badung. (ant)

Editor  Deden .GP

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB