Kasus Stunting Harus Jadi Perhatian Semua Pihak di Tasikmalaya

- Editor

Minggu, 21 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TASIKMALAYA,bipol.co – Komisi Penanggulangan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya menyatakan, upaya pemerintah dalam penanganan kasus stunting atau kekurangan gizi sehingga anak tidak tumbuh semestinya, harus melibatkan semua pemangku kepentingan.

“Selama ini kami belum melihat pergerakan masif ke masyarakat, harusnya stakeholder, pemerintah daerah dari hulu sampai ke hilir menyisipkan program berkenaan dengan penanganan stunting,” kata Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto melalui telepon seluler, Minggu.

Ia menuturkan, kasus stunting harus menjadi perhatian semua pihak apalagi di Kabupaten Tasikmalaya peringkatnya cukup tinggi di Jabar yang mencapai 42 persen anak terjangkit stunting pada 2018.

“Program itu harus sinergis antara dinas terkait dengan dinas terkait lainnya di Kabupaten Tasikmalaya, dan setiap kegiatannya wajib memberikan sosialisasi tentang bahaya stunting,” katanya.

Ia menambahkan, pihak lain yang perlu terlibat dalam program penanganan stunting yakni kalangan ulama di Kabupaten Tasikmalaya yang dipandang lebih efektif untuk menyampaikan informasi tentang stunting kepada masyarakat.

Menurut dia, kalangan ulama atau ustaz di daerah lebih sering bertemu dengan masyarakat langsung sehingga program dinas bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.

“Ulama lebih banyak bertatap muka dengan masyarakat melalui pengajian, kenapa ini tidak dilibatkan,” katanya.

Ia mengungkapkan, kasus tersebut berawal karena gizi buruk yang berkepanjangan sehingga berdampak pada pertumbuhan anak yang menjadi kecil atau tidak tumbuh normal seperti anak pada usianya.

Jika kasus tersebut terus dibiarkan, kata dia, maka khawatir angka 42 persen stunting di Tasikmalaya pada 2018 itu akan berdampak buruk pada kehidupan manusia pada 20 tahun yang akan datang yaitu tidak bisa bersaing atau hilangnya generasi bangsa.

“Khawatir 20 tahun ke depan anak ini tidak bisa bersaing dengan dunia global, kita kehilangan generasi,” katanya.(ant)

Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah
Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam
Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju
Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan
Peringati HUT Ke-53 KORPRI, Sekda Indramayu Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan
Telan Rp10 Miliar, Gedung Setda Kabupaten Bandung yang Baru Diresmikan
BENCANA BANJIR Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot Tanggul sungai jebol

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 15:36 WIB

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

Sabtu, 30 November 2024 - 10:22 WIB

Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam

Sabtu, 30 November 2024 - 07:49 WIB

Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Sabtu, 30 November 2024 - 06:49 WIB

Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju

Jumat, 29 November 2024 - 20:24 WIB

Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB