SUKABUMI, bipol.co-Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang sebagian besar berasal dari cukai rokok disalurkan untuk kepentingan sosial ke berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemkot Sukabumi. Salah satu perangkat daerah yang menerima bagian dari DBHCHT tersebut adalah Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Sukabumi.
“Pada tahun ini, alokasi dari DBHCHT yang kami terima mencapai Rp550 juta. Dana ini kami gunakan untuk pelatihan keterampilan bagi warga dalam rangka membentuk wirausaha-wirausaha baru. Pelatihannya gratis,” kata Kepala Disnaker Kota Sukabumi, Didin Syarifudin ketika ditemui wartawan, Senin (29/7/2019).
Sampai sekarang pelatihan yang didanai oleh cukai rokok tersebut masih berlangsung. Menurut Didin, para peserta pelatihan sangat senang ketika mengikuti kegiatan yang digelarnya itu. Mereka diberi keterampilan menjahit, tata boga dan guide wisata. Diharapkannya, pelatihan tersebut akan melahirkan wirausaha-wirausaha yang mandiri dan tangguh.
Pelatihan bagi calon wirausaha itu, lanjut dia, dapat terwujud berkat adanya kucuran dana dari cukai rokok. Perangkat daerah yang dipimpinnya, ujar dia, secara rutin memanfaatkan DBHCHT untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan upaya menciptakan lapangan pekerjaan.
“Dari hasil pelatihan menjahit, kami bisa melahirkan para penjahit terampil yang salah satu produknya adalah baju tidur anak. Mereka bisa memasarkan hasil jahitannya ke para tetangga atau pasar pakaian yang ada di Kota Sukabumi maupun luar daerah. Artinya para peserta dapat menikmati hasilnya secara langsung pelatihan yang kami selenggarakan,” tutur Didin.
Para peserta yang mengikuti pelatihan jahit-menjahit juga memiliki kesempatan yang terbuka untuk menjadi karyawan di pabrik garmen. Pihak pabrik sangat membutuhkan tenaga kerja yang memiliki skil dan keterampilan dalam jahit-menjahit. “Jadi para peserta selain bisa membuka usaha baru juga memiliki kesempatan bekerja di pabrik besar,” tuturnya.
Oleh Disnaker Kota Sukabumi, kata dia, alokasi DBHCHT yang diterimanya benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Dana tersebut dibelanjakan untuk makan minum peserta dan tutor, bahan pelatihan, toolkit, seragam, hingga honorarium.
Reporter : Firdaus
Editor : Deden .GP