BANDUNG.bipol.co – Upacara Peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara yang Ke-72 di Lanud Huseiin Sastranegara, diperingati oleh seluruh prajurit dan PNS TNI Angkatan Udara dengan melaksanakan upacara, di Apron Base Ops Lanud Husein Sastranegara, Senin (29/07).
Upacara yang diikuti oleh Prajurit dan PNS gabungan dari Lanud Husein Sastranegara, Lanud Sulaiman, Depo Har 10, Depo Har 40, Depo Har 70, Makor Paskhasau, Wingdiktekal, Lafiau, Rumkit Salamun dan siswa dari SMA Angkasa dan Mahasiswa Unnur. Bertindak sebagai Inspektur upacara Komandan Garnisun Tetap II Bandung Hasanuddin Marsma TNI Embu Agapitus.
Dalam peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara yang ke-72 ini, mengambil tema “Bakti Pahlawan Udara Menjadi Tonggak Sejarah, Bakti Generasi Penerus Membangun Kejayaan Angkatan Udara”.
Tema ini sengaja dipilih agar peristiwa heroik yang diperingati setiap tanggal 29 Juli ini, tidak sekedar menjadi nostalgia sejarah semata, namun terus menjadi kompas moral bagi generasi penerus untuk memberikan pengabdian yang terbaik kepada TNI Angkatan Udara.
Sejarah Hari Bakti juga merupakan jawaban paling fundamental dan rasional ketika bangsa Indonesia bertanya mengapa negara harus bersusah payah untuk membangun kejayaan TNI Angkatan Udara.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, dalam amanat tertulis yang dibacakan oleh Komandan Komandan Garnisun Tetap II Bandung Marma TNI Embu Agapitus mengatakan bahwa, Hari Berkabung AURI.
Sejak tahun 1962 kita peringati sebagai Hari Bakti TNI Angkatan Udara, adalah rangkaian peristiwa yang terjadi ketika tiga pesawat TNI Angkatan Udara mengudara dari landasan pacu Lanud Maguwo dan menyerang garis pertahanan Belanda di tiga kota, yaitu Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Ketiga pesawat tersebut diawaki oleh kadet penerbang Mulyono dengan juru tembak Dulrachman, kadet penerbang Sutardjo Sigit dengan juru tembak Sutardjo, dan kadet penerbang Suharnoko Harbani dengan juru tembak Kaput.
Serangan ini menjadi monumental karena menjadi operasi serangan udara pertama dalam sejarah TNI Angkatan Udara.
Serangan ini menjadi bukti jiwa patriotisme, cinta tanah air, dan sikap anti kolonialisme dari seluruh personel Angkatan Udara atas Agresi Militer Belanda Pertama. Beberapa jam pasca serangan tersebut, Belanda ternyata melancarkan serangan balasan dengan mengirim dua pesawat P-40 Kitty Hawk untuk menembak jatuh pesawat Dakota VT-CLA yang sedang membawa bantuan kemanusiaan dari Palang Merah Malaya.
Delapan orang gugur, termasuk tiga putra terbaik Angkatan Udara, yaitu Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrahman saleh, Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wiryokusumo.
Diakhir sambutannya Kasau memberikan motivasi kepada seluruh prajurit TNI Angkatan Udara dengan mengatakan Ingat dan resapi roh pengabdian para prajurit udara yang berjuang dan gugur di hari yang suci ini.
Bangun prestasi dan karakter kejuangan kalian sejak dini. Banggalah karena berprestasi dan bukan karena hal-hal lainnya. Kalian hebat bukan karena pangkat atau harta, tapi karena apa yang ada dalam isi kepala dan hati kalian,” terang Marsekal Pertama Embu Agapitus, Senin (29/7).
Bangunlah mimpi dan visi tentang Angkatan Udara kita tercinta ini, dengan sehebat-hebatnya, dari kecerdasan isi kepala dan kesucian hati kalian. Hari suci ini adalah cetak biru moralitas kepemimpinan ideal Angkatan Udara, yang telah mengalir dari tetes darah para pahlawan.
Jika kalian mau berusaha, nama kalian bisa seharum nama para pejuang dan para pahlawan. Apakah perjalanan sejarah kalian nantinya akan terukir dengan tinta emas, biru atau merah. Itu juga terserah apa pilihan kalian. Namun ingatlah, prajurit biasa akan bekerja biasa. “Prajurit baik akan bekerja baik. Prajurit hebat tidak hanya bekerja hebat, namun mampu menginspirasi prajurit lain untuk menjadi yang terhebat dari siapa pun,” pungkas Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
Turut hadir pada upacara tersebut, para pejabat diantaranya Wadan Koharmatau Marsma TNI Hadi Suminto, Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Bonang Bayuaji Gautama S.E M.M, Komandan Lanud Sulaiman Kolonel Pnb Benny K. Pandjaitan, Dandepo Har 10 Kolonel Tek Iskak Sugandi, Dandepo Har 40 Kolonel Tek Taufik, Kapoltrestabes Bandung Kombes Irman Sugema.
Reporter : Arief Pratama
Editor : Deden .GP