SOREANG, bipol.co – Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Ir. H. Anang Susanto, Msi., mengharapkan dibangunnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang tidak ada lagi yang demo ke dewan karena alasan pasien tidak bisa diterima rumah sakit akibat ruangan penuh.
“Saya harapkan pembanguanan rumah sakit ini tidak ada lagi yang demo ke dewan karena tidak bisa diterima oihak rumah sakit dengan alasan ruang penuh dan itu terjadi sampai saat ini,” ucap Anang Susanto, saat acara Ground Breaking pembangunan RSUD Soreang, Kabupaten Bandung, yang berlokasi di kawasan Gading Tutuka, Desa Cingcing, Kecamatan Soreang, Kamis (1/8-2019).
Anang Susanto berharap pula, dengan pembangunan RSUD Soreang dan RS lainnya yang dibangun pihak swasta dapat menimbulkan manfaat besar bagi masyarakat Kabupaten Bandung, menjadi masyarakat yang maju, mandiri dan berdaya saing.
Pembangunan RSUD Soreang ini, tutur Anang, juga menyikapi tuntutan masyarakat yang makin kritis dan memahami harapan masyarakat dalam pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945.
“Maka dari itu diperjuangkan dengan pembangunan rumah sakit yang representatif dan didukung peralatan modern serta pelayanan yang berkualitas tinggi, sarana dan prasarana yang baik,” katanya.
Diharapkan, tutur Anang, RSUD Soreang dapat meningkatkan pelayanan yang optimal serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan sejalan dengan tujuan Pemkab Bandung serta visi misi bupati.
“Melalui ground breaking ini mari kita wujudkan dan sukseskan, semoga diberikan kelancaran perencanaan RS yang diprakarsai bupati dan DPRD sejak tahun 2019 ini,” tuturnya.
Pembangunan RSUD Soreang, imbuh Anang, sudah dilakukan jauh hari sebelumnya dengan persiapan-persiapan dan baru hari ini terwujud sebagai kado bagi bupati karena dibangun di akhir masa jabatannya.
Kaitan pembanguanan RSUD tersebut, kata Anang, dalam perubahan APBD 2019 yang akan disahkan sore ini (Kamis 1/8, Red.), ada anggaran yang mengalir untuk kelancaran pembangunan RSUD Soreang. Besarnya antara Rp30 sampai Rp40 miliar.
“Saya harap pembangunan tepat waktu, sampai 2020, kualitas baik sebagai kado bagi Bupati Bandung di akhir masa jabatannya,” ucap Anang Susanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung, drg. Grace Mediana Purnami, mengungkapkan pembangunan RSUD Soreang akan berjalan kurang lebih selama 18 bulan. Pembangunan infrastruktur tersebut ia harap akan menjawab kebutuhan masyarakat, terhadap layanan kesehatan, khususnya di bidang rujukan rumah sakit.
“Satu tempat tidur berbanding 1.000 penduduk, sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Bandung sebanyak 3,7 juta jiwa. Jadi kita membutuhkan sebanyak 3.000-3.700 tempat tidur. Kabupaten Bandung sudah memilki 3 RSUD dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur. RS swasta yang ada di Kabupaten Bandung juga berkontribusi sebanyak 1.000 tempat tidur, jadi kita masih kekurangan 1.000 tempat tidur,” urai Kadinkes.
Relokasi dari bangunan eksisting yang sudah terakreditasi paripurna dengan kriteria Tipe C, ditambah beberapa fasilitas pelayanan, cukup memenuhi kriteria RSUD Soreang untuk naik kelas ke Tipe B.
Penetapan naik kelas, tuturnya, memang harus ada dukungan baik dari sarana maupun SDM. Selain penambahan jumlah tempat tidur, tersedia 4 besar layanan spesialistik (bedah, kandungan, penyakit dalam, dan penyakit anak), ditambah dokter spesialis mata, jiwa, radiologi, THT, dan kulit.
“Pelayanan hemodialisa (cuci darah) sudah ada di RSUD Majalaya untuk warga Kabupaten Bandung di wilayah Timur. Nah untuk di wilayah Barat akan ada di RSUD Soreang ini. Kami kira ini cukup untuk naik ke Tipe B,” pungkas Grace, dalam siaran pers Bagian Humas Setda Pemkab Bandung.**
Reporter: Dedi Ruswandi
Editor: Hariyawan