Dinas Ketahanan Pangan Sukabumi Antisipasi Wabah Anthrax pada Hewan Kurban

- Editor

Senin, 5 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUKABUMI, bipol.co – Menjelang tibanya Idul Adha 1440 Hijriyah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Kota Sukabumi meluncurkan kebijakan untuk mengantisipasi mewabahnya anthrax pada hewan kurban. Penyakit yang dipicu oleh bakteri ini cepat menular pada hewan pemakan rumput dan berpotensi untuk masuk ke dalam tubuh manusia.

“Sampai sekarang belum ditemukan kasus hewan kurban yang terjangkit anthrax. Tapi kami tetap melakukan berbagai langkah untuk mencegah penyakit berbahaya tersebut,” kata Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Kota Sukabumi, drh. Riki Barata kepada wartawan, Minggu (4/8/2019).

Salah satu langkah guna mencegah merebaknya antrax, ujar Riki, adalah melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap semua hewan kurban yang masuk wilayah Kota Sukabumi. Untuk menunjang langkah itu, DKP3 membentuk  tim  pemantau hewan kurban yang tugasnya memeriksa hewan kurban yang diperjualbelikan di wilayah Kota Sukabumi.

“Tim pemantau hewan kurban ini berasal dari berbagai unsur, seperti dokter hewan dari DKP3 dan Persatuan Dokter Hewan Indonesia. Jumlahnya sekitar 30 orang. Tim juga dibantuk oleh 60 pengurus DKM yang telah mengikuti bimbingan teknis pengurusan hewan kurban serta para sukarelawan dari kalangan mahasiswa IPB dan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor,” jelas Riki.

Para sukarelawan akan terjun ke lapangan mulai pekan ini. Sebelumnya mereka telah mengikuti bimtek tentang pengawasan hewan kurban. Berbekal ilmu yang mereka miliki dan pengetahuan teknis dari bimtek, para sukarelawan akan melaksanakan tugas pemantauan hewan kurban.

“Tim pemantau akan mengawasi hewan kurban di lapak-lapak dan lokasi pemotongan hewan kurban. Kami memperkirakan, jumlah lapak yang menjual hewan kurban sekitar 74 titik,” ujar Riki.

Teknis pengawasan dan pemantauan hewam, lanjut dia, dilakukan secara berlapis untuk mencegah hewan yang bermasalah kesehatannya, termasuk hewan pengidap anthrax. Tim akan memeriksa hewan yang masuk dan menanyakan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang diteken oleh dokter hewan berotoritas dari daerah  asal. **

 

Reporter: Firdaus

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah
Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam
Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju
Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan
Peringati HUT Ke-53 KORPRI, Sekda Indramayu Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan
Telan Rp10 Miliar, Gedung Setda Kabupaten Bandung yang Baru Diresmikan
BENCANA BANJIR Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot Tanggul sungai jebol

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 15:36 WIB

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

Sabtu, 30 November 2024 - 10:22 WIB

Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam

Sabtu, 30 November 2024 - 07:49 WIB

Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Sabtu, 30 November 2024 - 06:49 WIB

Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju

Jumat, 29 November 2024 - 20:24 WIB

Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB