Informasi Penerbangan Kepri Dikuasai Singapura

- Editor

Sabtu, 10 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, bipol.co – Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menilai otoritas pengelolaan wilayah informasi penerbangan (Flight Information Region/ FIR) di Kepulauan Riau harus dikuasai Indonesia karena menyangkut kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Lewat buku ini, saya ingin memberikan penjelasan bahwa wilayah udara di Kepulauan Riau adalah wilayah kedaulatan Indonesia yang otoritas pengelolaannya harus ada ditangan pemerintah Indonesia,” kata Chappy Hakim usai peluncuran bukunya berjudul “FIR di Kepulauan Riau, Wilayah Udara Kedaulatan NKRI”, di Jakarta, Sabtu (10/8/2019).

Dia menjelaskan pentingnya penguasaan FIR di Kepri karena wilayah tersebut berada pada batas kritis atau “critical border” yang berpotensi terjadi sengketa wilayah dengan negara lain.

Menurut dia, di sebuah wilayah yang berpotensi terjadi sengketa perbatasan, wilayah tersebut harus dijaga oleh angkatan perang negara yang bersangkutan.

“Angkatan perang sebuah negara harus berlatih di daerah batas kritis sehingga ketika terjadi sengketa perbatasan, mereka sudah siap,” ujarnya.

Dia mengatakan selama ini FIR di wilayah Kepri masih dikuasai Singapura sehingga angkatan perang Indonesia tidak bisa berlatih secara bebas di wilayah kedaulatannya sendiri.

Sebaliknya menurut dia, Singapura yang memegang otoritas penerbangan bisa berlatih dengan leluasa di wilayah kedaulatan Indonesia.

“Jadi analoginya, di rumah sendiri kita tidak bisa bergerak dan harus izin tetangga. Sebaliknya, tetangga kita bisa bergerak leluasa karena memegang otoritas,” katanya.

Dia menilai pengelolaan FIR yang masih berada pada Singapura menjadi persoalan kompleks karena menimbulkan masalah sosial, politik dan ekonomi bukan hanya menyangkut pesawat Indonesia harus izin Singapura ketika ingin terbang di wilayah NKRI.

Chappy menegaskan bahwa wilayah kedaualatan merupakan hal yang paling utama dan wilayah udara harus dikelola oleh negara yang berdaulat.  (ant)**

 

Editor: Ude D Gunadi

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB