BANDUNG, bipol.co – Guna menjaga situasi dan kondusivitas Kota Bandung, pasca kejadian kerusuhan di Manokwari, Senin (19/8). Muspida kota Bandung melakukan pertemuan dengan tokoh Papua di Kota Bandung.
Suasana keakraban tampak dari acara pertemuan antara forkopimda Kota Bandung dan masyarakat Papua yang tinggal di Kota Bandung.
Kapolrestabes Bandung, Komisaris Besar Polisi, Irman Sugema, mengatakan acara ini adalah bentuk kasih sayang dan persaudaraan terhadap saudara-saudara kita sebangsa dan se-Tanah Air dari Papua. Khususnya yang tinggal di Kota Bandung.
“Kami dari forkopimda Kota Bandung, saya, lalu Pak Dandim, Asda I, dan Kakesbangpol mengadakan silaturahmi ini demi menunjukkan pesan damai,” jelasnya, Rabu (21/8).
Dalam kegiatan ini, hadir pula beberapa tokoh pula asal Papua yang tinggal di Kota Bandung.
Tujuan diadakannya acara silaturahim ini selain mengedepankan pesan damai, adalah demi menjaga kondusivitas Kota Bandung.
“Kita ingin menjaga komunikasi agar selalu terjaga baik,” terang Kapolrestabes.
Kapolrestabes Bandung menegaskan, warga Papua adalah warga Indonesia yang terangkum dalam satu bingkai negara yang sama, yaitu NKRI.
Tokoh masyarakat Papua, Fritz Yohozua Fonataba, menambahkan secara singkat namun dengan pesan yang pasti.
Dengan menggunakan bahasa Sunda, Fritz menyatakan, “Lembur kuring kudu aman, ulah pasea.”
“Kampung saya harus aman, jangan bertengkar terus,” papar Fritz mengartikan ucapan bahasa Sunda ke bahasa Indonesia.
Komandan Kodim 0618/BS Kolonel (Inf.) M. Herry Subagyo yang hadir dalam pertemuan, memberi pesan damai yang jelas.
“Kegiatan ini untuk menyamakan visi bahwa Indonesia itu kaya budaya dan suku bangsa. Ini semua diperuntukkan bagi semua komponen bangsa Indonesia, lebih khususnya untuk masyarakat Kota Bandung.
“Tali persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan golongan suku agama di atas kepentingan lainnya. Kejadian yang terjadi di Manokwari merupakan dinamika sebagai bangsa yang perlu dipahami,” paparnya.**
Reporter: Arief Pratama
Editor: Hariyawan