BANDUNG, bipol.co – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Panjaitan, menilai upaya normalisasi Sungai Citarum melalui program Citarum Harum kurang tersinergi secara baik. Pasalnya, masih banyak program yang belum berjalan secara maksimal.
Dalam program yang telah berjalan 2 tahun tersebut, banyak pihak ikut serta, yakni Perhutani, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jabar, serta Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan reboisasi. Namun reboisasi atau penanaman bibit yang memakan anggaran 87 miliar dirasa belum optimal.
“Saya rasa masih ada ego sektoral. Padahal Perpres sudah ada sebagai payung hukumnya, sehingga semua harus mengacu ke sana,” ujarnya usai meninjau Sektor Pembibitan di Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Rabu (28/08/2019).
Luhut menegaskan, dirinya meminta semua pihak yang terkait dalam program tersebut mampu memaksimalkan anggaran dan membantu mengejar target normalisasi Sungai Citarum. Untuk itu, pihaknya akan melakukan evaluasi dan pemetaan untuk mensinergikan rencana pengerjaan di tahun depan.
“Dari beberapa ribu hektar, kita akan bertahap mengurangi tanaman sayur, seperti kentang yang berdampak sedimentasi dengan pohon dan tanaman yang menghasilkan seperti, macadamia, pohon sereh, dan akar wangi,” ujar dia.
Selain itu, Luhut mengaku akan terus mengerjakan program yang telah berjalan, hingga berjalan maksimal dengan memperbaiki sinergitas di antara stakeholder yang terlibat. Dirinya juga akan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk membuat model baru guna membantu percepatan normalisasi Sungai Citarum.
“Target tujuh tahun harus tercapai, dan sisa lima tahun kedepan revitalisasi Sungai Citarum harus selesai,” tuturnya.**
Reporter: Iman Mulyono
Editor: Hariyawan