SOREANG, bipol.co – Pemerintah pusat terus memantau progres normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, yang dicanangkan presiden sejak 2018. Untuk kedua kalinya setelah September tahun lalu, pemantauan dilakukan Menteri Koordinator (Menko) Maritim Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Panjaitan, selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
LBP, demikian Luhut biasa dipanggil, kembali meninjau beberapa titik sungai Citarum.
Ia menilai, sudah banyak kemajuan dalam pelaksanaan program tersebut. “Namun demikian, saya lihat masih banyak yang harus dikerjakan. Salah satunya masih belum maksimalnya koordinasi di antara kementerian-kementerian terkait dan juga BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Jangan bergerak sendiri-sendiri. Tingkatkan koordinasi agar dana, baik yang dimiliki kementerian maupun BUMN, bisa berdaya guna maksimal,” imbuh Menko Maritim di sela-sela kunjungan kerjanya di Terowongan Nanjung Curug Jompong Margaasih, Rabu (28/8/2019).
Selain itu, sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat terkait jenis pohon yang baik untuk ditanam di lahan miring, harus terus diperkuat. “Di wilayah Cisanti, jangan menanam kentang di kemiringan, karena akan berakibat longsor dan mengurangi tingkat kesuburan tanah. Campurkan penanamannya dengan kopi, sereh wangi, damar dan tanaman keras lainnya, yang juga memberikan keuntungan buat rakyat,” tambah Luhut Binsar.
Terkait penanganan banjir Bandung Selatan melalui Terowongan Nanjung, tambah Luhut, harus ditunjang adanya lahan yang luas sebagai penampungan atau resapan air. Di samping itu, kerjasama dengan pihak akademisi pun perlu terus dilakukan.
“Terowongan yang direncanakan November 2019 ini selesai, bisa mengurangi 20% risiko banjir. Spot-spot persiapan penampungan resapan air, yang luasnya 5 hektar juga cukup bagus. Tapi saya kira luasnya harus di kisaran 500 hektar, berupa danau kecil atau situ baru. Oleh karenanya, kajian dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerjasama dengan studi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), perlu dipertimbangkan dengan cermat,” imbuh Luhut.
Turut mendampingi, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bandung. Ia mengungkapkan, jajarannya terus melakukan edukasi kepada masyarakat maupun pihak industri.
“Edukasi kepada masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, terus berjalan. Teguran dan sanksi kepada industri yang masih membuang limbah cair sembarangan, terus kita lakukan. Mohon perhatian dan kesadaran semua pihak untuk tidak mencemari lingkungan,” imbau Bupati Dadang Naser.
Menurut bupati, baik limbah domestik (rumah tangga) maupun limbah industri, sama-sama memberikan andil yang kuat dalam perusakan kualitas air di DAS Citarum. Oleh karenanya, kesadaran diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Jangan lagi saling tuding, tingkatkan pengawasan, tumbuhkan kesadaran mulai dari diri kita sendiri. Perbaiki pola tanam di kemiringan, perhatikan sabuk gunung, stop pembalakan liar, stop buang sampah sembarangan,” tegas Dadang Naser.**
Reporter: Deddy Ruswandi