BANDUNG,bipol.co – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dewi Sartika menilai reposisi kurikulum SMK dengan menitipkan relevansi mata pelajaran kepada industri merupakan langkah kerja kolaboratif untuk meningkatkan kompetensi siswa agar mudah mendapat pekerjaan.
Menurutnya, langkah serupa juga telah dilakukan pada tahun 2018, di mana Pemprov Jabar melakukan pilot project kurikulum kopi di SMK PPN Tanjungsari, Sumedang. Hal tersebut menjadi contoh ‘link and match’ SMK dengan industri saat kopi Jawa Barat tengah tren di dunia.
Selain itu, jelasnya, Jawa Barat sendiri memiliki 2.950 SMK, di mana 9,6% di antaranya adalah SMK negeri, dengan kurang lebih 110 kompetensi keahlian. Jumlah tersebut dinilai menjadi peluang serta potensi yang sangat strategis untuk bekerja sama dengan dunia industri.
“Sehingga, sekolah vokasi mampu meningkatkan SDM dan kompetensi melalui lembaga sertifikasi profesi. Tidak cukup memiliki ijazah, tapi kompetensi dengan sertifikat kompetensi,” ujar Dewi di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (29/08/2019).
Dewi memaparkan, untuk langkah revitalisasi SMK sendiri dilakukan dari aspek kelembagaan, kurikulum, dan kerjasama. Selain itu, program magang guru juga dilakukan agar terpenuhinya guru produktif yang kompeten termasuk guru tamu dari praktisi.
“Sebagian besar SMK dikelola swasta, sekitar 735 membuka teknik kendaraan ringan otomotif, hari ini hadir 300 guru produktif berasal dari SMK negeri dan swasta di Jawa Barat,” kata Dewi.
Reporter : Iman Mulyono
Editor : Deden .GP