Hari Ini, Kualitas Udara Jakarta Makin Buruk

- Editor

Kamis, 19 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Detik.com

Foto: Detik.com

JAKARTA, bipol.co – Ibu kota DKI Jakarta tempati peringkat ketujuh sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, Kamis (19/9/2019) pagi.

Berdasarkan data dari laman AirVisual.com pada pukul 06.00 WIB, kualitas udara Jakarta saat ini mencapai angka 151 berdasarkan AQI atau indeks kualitas udara dengan status udara tidak sehat. Peringkat tersebut setara dengan nilai polutan sebesar 56 µg/m³ dengan perimeter PM 2.5.

Peringkat tersebut turun karena adanya pergerakan udara dari kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, sehingga menyebabkan kualitas udara di negara tertangga memburuk.

Kualitas udara terburuk pertama ditempati oleh Kota Kuching di Malaysia dengan nilai 269 berdasarkan AQI atau setara dengan PM2.5 sebesar 219.2 µg/m³. Udara di Kota Kuching berada di perimeter berwarna ungu atau dinyatakan dengan status sangat tidak sehat.

Pada posisi kedua ditempati oleh Kota Kabul, Afghanistan dengan status udara tidak sehat. Kabul memiliki kualitas udara dengan indeks 173 berdasarkan AQI atau setara dengan PM2.5 sebesar 98.2 µg/m³.

Dubai di Uni Emirat Arab menjadi negara ketiga dengan kualitas udara terburuk di dunia. Statusnya yang tidak sehat setara dengan AQI 164.

Kota Dhaka yang terletak di Bangladesh menempati urutan keempat untuk kualitas terburuk di dunia dengan nilai AQI sebesar 158. Selain Kota Kuching, negara tetangga yang turut terdampak oleh karhutla di Sumatera dan Kalimatan adalah Kuala Lumpur di Malaysia dan Singapura. Secara berturut- turut kedua kota tersebut menempati peringkat kelima dan keenam dengan nilai AQI 156 dan 154.

Sejak Agustus 2019, masyarakat Jakarta harus menghirup udara dengan kualitas udara yang tidak baik berdasarkan laporan kualitas udara di situs AirVisual.com.

Masyarakat dianjurkan beraktivitas di dalam ruangan dan mengurangi penggunaan kendaraan yang menghasilkan gas emisi. Penggunaan masker juga disarankan bagi masyarakat yang akan beraktivitas di luar ruangan. (ant)**

 

 

Editor: Ude D Gunadi

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB