“Sebagai Panglima TNI saya berkepentingan terhadap kualitas generasi muda masa depan. Tidak harus menjadi tentara tetapi akan lebih mudah bagi tentara untuk menjalin kerja sama dengan SDM berkualitas baik untuk ketahanan militer maupun nonmiliter,” kata Hadi Tjahjanto saat menerima gelar Doktor Kehormatan atau Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Solo, Jumat (20/9/2019).
“Selain itu juga gatra sosial yang merupakan modal sosial untuk membentuk kekuatan sebuah negara untuk bertahan hidup atau yang disebut dengan ketahanan nasional,” katanya.
“Yang diam akan cenderung diam, yang bergerak akan terus bergerak. Pendidikan adalah kunci menyiapkan SDM. Ada karakteristik SDM yang harus disiapkan, di antaranya terbuka dan multiguna,” katanya.
Ia mengatakan pendidikan merupakan kunci untuk membangun manusia unggul dan merealisasikan apa yang telah diprediksi, yaitu Indonesia masuk empat besar perekonomian terbesar di dunia.
“Untuk itu harus memanfaatkan bonus demografi tersebut. Jangan sampai bonus demografi yang jatuh pada tahun 2036 kita tidak menyiapkan SDM unggul. Harapannya adalah bisa menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Sementara itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menerima gelar doktor kehormatan dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
“Gelar doktor kehormatan itu kami berikan salah satunya karena Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memiliki konsep yang bagus di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pendidikan dan kesehatan,” kata Jamal Wiwoho. (ant)