SOREANG, bipol.co – Kemarau panjang yang terjadi saat ini telah menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung. Kekeringan yang terjadi di 27 kecamatan itu tidak hanya menyebabkan krisis air, namun juga telah menyebabkan ratusan hektar sawah dilanda kekeringan.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bandung, H. Tisna Umaran, lahan sawah yang telah dilanda kekeringan di Kabupaten Bandun saat ini mencapai 896 Ha. Sehingga para petani kehilangan produksi padi sebesar 1.675 ton gabah.
Tidak hanya itu, papar Tisna, akibat kekeringan tersebut petani telah mengalami kerugian sebesar Rp 8,043 miliar lebih. “Itu dengan asumsi harga Rp 46,8 juta/ton,” papar Tisna Umaran saat Ngawangkong bari Ngopi di Taman Uncal, Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Jum’at (27/9/2019).
Hadir pula pada acara yang diselenggarakan Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bandung tersebut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, H Ahmad Djohara, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelematan Kabupaten Bandung, H Kawaludin dan perwakilan dari Dinas Perkimtan.
Tisna Umaran menjelaskan, lahan yang dilanda kekerngan terluas terjadi di Kecamatan Ciparay mencapai 36 Ha, Cicalengka 17 Ha, dan Kecamatan Cikancung 12 Ha.
Dari 896 hektar lahan yang dilanda kekeringan itu seluas 497 Ha masuk klasifikasi berat, 249 Ha sedang, dan 147 ha masuk klasifikasi ringan. Sedangkan jumlah luas lahan tanaman (standing crops) mencapai 15.400 hektare.
Dinas Peranian, kata Tisna, saat ini telah melakukan upaya penanggulangan kekeringan tersebut bersama pihak BPBD, Disperkimtan dan pihak terkait lainya. Antara lain, memobilisasi pompa air, pembuatan sumur pantek, dan merekomendasikan petani berbudidaya tanaman sedikit air. Sedangakan untuk kesejahteraan petani, pihaknya menyarankan petani untuk ikut asuransi usaha tani padi (AUTP).
“Sebenarnya musim kemarau panjang bermanfaat bagi tanaman, karena saat kekeringan ada sirkulasi udara melalui retakan tanah serta akan mematikan hama,” ujarnya.
Reporter : Deddy Ruswandi
Editor : Deden .GP