Seperti dilansir Indian Express baru-baru ini, untuk sampai pada temuan itu, para peneliti mengamati 50.045 orang berusia 40- 75 tahun di Golestan, Iran, untuk periode rata-rata 10,1 tahun. Penelitian ini dilakukan antara tahun 2004 dan 2017.
Suhu teh yang diminum peserta, dibagi menjadi dua kategori – sangat panas (60 ° C ke atas) dan suam-suam kuku (di bawah 60 ° C).
Hasilnya, mereka yang minum 700 ml atau lebih teh sangat panas setiap hari, berpeluang 90 persen lebih tinggi terkena kanker esofagus, dibandingkan dengan peserta yang mengonsumsi kurang dari 700 ml teh suam-suam kuku.
Studi ini juga mempertimbangkan waktu menuangkan teh sebelum meminumnya yakni dalam skala dua-enam menit.
Kanker kerongkongan biasanya dimulai pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan. Kanker ini disebut sebagai salah satu penyebab paling umum kematian di seluruh dunia.
Gejalanya meliputi penurunan berat badan, nyeri dada, kesulitan menelan, gangguan pencernaan, mulas, batuk dan suara serak.
Selain studi yang disebutkan di atas, mungkin ada banyak faktor risiko lain seperti merokok, tidak makan cukup buah dan sayuran, konsumsi alkohol, refluks empedu dan lainnya. (ant)