BANDUNG, bipol.co – Setelah sukses tiga kali menggelar kegiatan tahunan sebagai kepariwisataan desa dengan brand ‘Festival 7 Sungai’, pada Oktober 2019 mendatang Unit Pariwisata Desa Bumdes Tarungjaya Desa Cibuluh, Tanjungsiang – Subang bersama Yayasan Bale Budaya Bandung akan menggelar kembali kegiatan Festival 7 Sungai ke- IV(F7S #4).
Divisi media Aep Ahmad Senjaya mengatakan, kegiatan Festival 7 Sungai yang diinisiasi oleh Yayasan Bale Budaya Bandung (YB3) dan bekerjasama dengan Bumdes Tarungjaya ini ditujukan sebagai program promosi Desa Wisata Cibuluh, Tanjungsiang – Subang. Kegiatan yang kemudian dihelat oleh Unit Pariwisata Bumdes Tarungjaya ini merupakan realisasi salahsatu bentuk kerjasama dalam pengembangan Program Kepariwisataan Desa Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism).
“Rencananya, acara akan dipusatkan di Destinasi wisata Nusa Jajaway, Kampung Antay Desa Cibuluh, dan akan menampilkan berbagai atraksi khas antara lain Ngeprok, Ngagogo, Sasak Oyag, Rebutan Sungai, Icikibung, Ajrut Sarung, Gebug bantal, dan Ngenen (Moreat) serta papalidan (Body Rafting),” kata Aep.
Keseluruhan rangkaian acara tersebut akan digelar pada 11–12 Oktober 2019 mendatang. Kegiatan yang terangkum dalam F7S #4 ini, mengusung tema “Hurip Cai-2”. Tema ini merupakan kelanjutan dari Festical 7 Sungai ke-3 pada 2018 lalu. Pengangkatan tema tersebut dilandaskan pada pemahaman masyarakat desa Cibuluh bahwa air merupakan sumber kehidupan, sekaligus menjadi pembentuk cara dan spirit hidup (Hurip Cai-red). Melalui tema ini diharapkan menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat tentang pentingnya membangun harmoni antara manusia dengan alam, khususnya sungai.
Selain menjadi program promosi kepariwisataan desa –khususnya desa wisata Cibuluh, kegiatan ini juga bertujuan untuk terus menghidupkan budaya sungai demi terbangunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sungai sebagai salahsatu potensi desa. Dengan target capaian tersebut, diharapkan terlahir peningkatan kemampuan masyarakat pedesaan, khususnya Desa Cibuluh dalam mengelola potensi fisik dan social desanya secara berkelanjutan.
Tujuh Sungai, Budaya Desa, dan Wisata Desa
Aep menambahkan, penyematan nama Tujuh Sungai pada festival tersebut bukanlah tanpa alasan. Desa Cibuluh adalah salah satu desa di Kecamatan Tanjungsiang – Subang yang dialiri oleh beberapa sungai, di Subang, antara lain Cinyaro, Cilandesan, Citeureup, Cikaruncang, Cikembang, dan Cileat. Keenam sungai tersebut bermuara di sungai Cipunagara. Keberadaan 7 aliran sungai inilah yang kemudian mendorong hadirnya budaya sungai di Desa Cibuluh. Desa ini terletak pada daerah perbukitan di lereng utara deretan pegunungan di Jawa Barat (Tangkubanparahu – Bukittunggul – Manglayang – Tampomas). Ketinggiannya berada pada angka 650 mdl dan merupakan daerah pertanian yang subur.
Selain kondisi alamiah yang memaparkan keindahan, Desa ini juga menyiratkan budaya Sunda pedalaman yang sangat potensial untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan, seperti tata ruang kampong, tata hidup bermasyarakat, tipe arsitektural rumah, beberapa upacara adat, hasil industry rumahan, dan kuliner, dan kaulinan.
Dengan potensi yang dimiliki itulah, sejak tahun 2016, Bumdes Tarungjaya Desa Cibuluh, Tanjungsiang – Subang berupaya mengembangkan potensi desa Cibuluh menjadi Desa wisata. Dalam upaya pengembangan program Desa Wisata yang dilandaskan pada pola Communituy Based Torurism tersebut, Bumdes Tarungjaya didampingi oleh Yayasan Bale Budaya Bandung (YB3). **
Editor: Ude D Gunadi