Perlu Galakkan Program Literasi Informasi Cegah Intoleransi

- Editor

Selasa, 5 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua STIKOM Semarang Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. (ant)

Ketua STIKOM Semarang Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. (ant)

SEMARANG.bipol.co  – Pakar komunikasi dari STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana memandang perlu pemerintah menggalakkan program literasi informasi dan komunikasi sehingga masyarakat berkemampuan memilih dan memilah informasi mana saja yang tidak menimbulkan intoleransi antarumat beragama.

“Biasanya orang yang mudah tersesat adalah mereka yang memperoleh informasi manipulatif dan tidak memiliki informasi pembanding. Bibit-bibit intoleransi biasanya muncul karena hal tersebut,” kata kata Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. di Semarang, Selasa pagi (5/11)

Gunawan mengemukakan hal itu ketika merespons hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan bahwa pemerintahan Joko Widodo memiliki modal yang baik untuk menjawab tantangan intoleransi dan penurunan kebebasan sipil.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan kepada ANTARA di Jakarta, Minggu (3/11), menyebut pemerintah memiliki modal yang cukup besar untuk menghadapi tantangan tersebut.

Dalam hal inilah, menurut Gunawan, sebenarnya peran pemerintah melalui program literasi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, masyarakat akan mampu memilih dan memilah informasi yang bermanfaat atau sebaliknya.

Menanggapi soal gejala menurunnya kebebasan sipil dan meningkatnya intoleransi di awal periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, seturut (sesuai dengan) hasil survei LSI, Gunawan memandang perlu peran tokoh lintas agama, salah satunya ketika mereka menyampaikan khotbah.

“Dari sisi komunikasi, faktor 5 W plus 1 H (what, who, when, where, why, dan how) perlu diperhitungkan pula dalam setiap proses komunikasi, termasuk tatkala menyampaikan khotbah,” kata Gunawan menjelaskan.

Dalam menerima khotbah, kata Gunawan, biasanya audiens terlebih dahulu akan melihat who (siapa) yang menyampaikan khotbah karena kredibilitas komunikator itu penting.

Adapun syaratnya, selain memiliki expertness (keahlian), penilaian audiens terhadap karakter komunikator itu penting. Selanjutnya, kata Gunawan, isi ceramah bermuatan pesan yang informatif agar mampu menghilangkan ketidakpastian atau kebingungan audiens.

“Yang perlu diperhatikan, biasanya audiens akan mudah menerima informasi yang mereka terima ketika tidak punya informasi pembanding,” kata Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang. (ant)

Editor   Deden .GP

Berita Terkait

KPU Jabar dan Kabupaten Bandung Touring Demokrasi Road to 27 November 2024
Kadin Kab.Bandung Barat Selenggarakan Dialog Terbuka Calon Bupati-Wakil Bupati
Bakesbangpol Kabupaten Bandung Ajak Ormas dan LSM Sukseskan Pilkada Damai, Masyarakat Tidak Golput
KPU Kabupaten Bandung Lakukan Bimtek Terhadap 314 Anggota PPK
Gun Gun Gunawan Minta Masyarakat Jangan Ragu untuk Melaporkan bila Terjadi Pelanggaran Pilkada
Melalui PAW, Agus Setiawan Resmi jadi Anggota DPRD Kabupaten Bandung Gantikan Gun Gun Gunawan
Legislator NasDem Imam Soetanto Harap Paslon Terpilih Perhatikan Generasi Muda untuk Berkarya
Atas Perintah Ketum, Agus Yasmin Tegaskan Kader NasDem Harus Menangkan Ilham Habibi dan Kang DS

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 08:28 WIB

KPU Jabar dan Kabupaten Bandung Touring Demokrasi Road to 27 November 2024

Kamis, 14 November 2024 - 13:41 WIB

Kadin Kab.Bandung Barat Selenggarakan Dialog Terbuka Calon Bupati-Wakil Bupati

Rabu, 13 November 2024 - 19:57 WIB

Bakesbangpol Kabupaten Bandung Ajak Ormas dan LSM Sukseskan Pilkada Damai, Masyarakat Tidak Golput

Selasa, 12 November 2024 - 20:23 WIB

KPU Kabupaten Bandung Lakukan Bimtek Terhadap 314 Anggota PPK

Senin, 11 November 2024 - 14:04 WIB

Gun Gun Gunawan Minta Masyarakat Jangan Ragu untuk Melaporkan bila Terjadi Pelanggaran Pilkada

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB