Hingga Oktober 2019 Terjadi Empat Kali Deflasi di Kota Sukabumi

- Editor

Kamis, 21 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asisten Sekda Kota Sukabumi Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Cecep Mansur. (Foto Firdaus)

Asisten Sekda Kota Sukabumi Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Cecep Mansur. (Foto Firdaus)

SUKABUMI, bipol.co-Sampai awal triwulan IV tahun 2019, tepatnya bulan Oktober di Kota Sukabumi terjadi empat kali deflasi yang ditandai dengan penurunan harga barang.

Sejak bulan Januari, deflasi terjadi pada bulan-bulan bulan Februari sebesar 0,14 persen, bulan Agustus sebesar 0,04 persen, bulan September sebesar 0,18 persen, dan pada bulan Oktober sebesar 0,04 persen.

“Deflasi dapat terjadi karena adanya beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Komoditas yang mendorong terjadinya deflasi berasal dari kelompok bahan makanan dan kelompok sandang,” kata Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Sukabumi yang juga Asisten Sekda Kota Sukabumi Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Cecep Mansur kepada wartawan, Kamis (21/11/2019).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, ujar Cecep, ada 7 kelompok pengeluaran yang mendorong terjadinya deflasi di bulan Oktober. Pada kelompok ini termasuk di dalamnya bahan makanan yang harganya turun sebesar 0,41 persen dan kelompok sandang yang turun sebesar 0,10 persen.

Sementara satu kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan harga yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Di bulan Oktober lalu, ujar Cecep, terdapat komoditas yang harganya naik yang otomatis memberikan sumbangan pada inflasi, di sisi lain ada komoditas yang berkontribusi pada deflasi karena harganya turun. Namun dihitung secara keseluruhan, pada bulan Oktober terjadi deflasi.

Beberapa jenis komoditas yang tergabung di dalam kelompok bahan makanan yang menyumbangkan andil inflasi di bulan Oktober antara lain daging ayam ras, beras, ketimun, daging sapi, sawi putih, minyak goreng, sawi hijau, dan tepung terigu.

Di sisi lain ada komoditas yang mendorong terjadinya deflasi pada bulan ke-10 tersebut antara lain telur ayam ras, tomat sayur, cabai merah, cabai rawit, kentang, apel, jeruk, bawang merah, dan makanan bayi.

Di luar empat bulan yang diwarnai deflasi, enam bulan lainnya diterpa inflasi yaitu bulan-bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, dan Juli. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Mei 2019 sebesar 0,64 persen dan inflasi terendah pada bulam Maret 2019 yaitu sebesar 0,04 persen.

 

Reporter   Firdaus

Editor       Deden .GP

 

Asisten Sekda Kota Sukabumi Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Cecep Mansur. (Foto Firdaus)

 

 

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB