BANDUNG.bipol.co – Mengantisipasi lonjakan pengunjung wisata akhir tahun 2019, KPH Perhutani Bandung Utara melakukan penebangan pohon usia yang masuk purna.
Pohon di lahan perhutani yang menjadi obyek wisata, ada yang memasuki usia mencapai 60 tahun.
Administratur KPH Bandung Utara, Komarudin menjelaskan dalam menghadapi libur akhir tahun, KPH Perhutani Bandung utara melakukan pencegahan terhadap potensi gangguan keselamatan dan kenyamanan.
“Jadi terutama di daerah Cikole itu kita bersama dengan stakeholder kita melibatkan dari Polsek, Koramil dari Kecamatan, BNPB kemudian juga dari organisasi masyarakat kita undang untuk mencari solusi perihal pohon yang sudah masuk usia purna, ” jelasnya di kantor Administratur KPH Bandung Utara, Kamis (21/11).
“Ada ditemukan beberapa pohon yang sudah mati karena daur hidupnya memang sudah lewat, bahkan usianya tanaman mencapai 60 ya. Sehingga sudah tua dan itu kalau kita biarkan mengandung resiko terhadap keselamatan baik itu pengunjung, masyarakat yang berbatasan dengan hutan dan pohon tersebut,” paparnya.
Masyarakat yang memang melewati kawasan hutan juga berbahaya, terlebih di musim hujan nanti.
“Sehingga kami dengan stakeholder ini bersepakat untuk merobohkan pohon pohon yang dianggap rawan tumbang, ” paparnya.
Setelah dirobohkan, kita tanami dengan tanaman yang baru jadi setiap pohon yang kita robohkan kita tanami disitu 2-5 pohon di titik itu.
“Yang sudah kita robohkan itu ada kurang lebih sekitar 70 pohon. Memang secara bertahap kita harus lihat dulu kondisi di lapangan,” jelasnya.
Dirinya menegaskan, memang tidak menjamin juga namanya alam. Pohon yang kita inventarisir kita identifikasi rawan tumbang atau tidak.
” Bisa jadi bergerak tumbuh tegak itu ya, tetapi ada pohon yang kita nilai masih sehat masih kuat karena faktor alam bisa tumbang tapi minimal dengan upaya tersebut secara logika manusia ya secara pilihlah peluang yang mati itu pasti lebih besar, ” paparnya.
“Antisipasi rawan longsor rawan Pohon tumbang kemudian juga jalur evakuasi jadi semua ini ada standarisasi. Untul jumlah lokasi wisata kita ada 33 lokasi wisata yang sementara di Cikole dulu,” paparnya.
Diakui Komarudin, bahwa ini upaya antisipasi dan keamanan.
“Selain menebang pohon, kemudian juga kita memperbaiki rambu-rambu petunjuk seperti papan evakuasi karena namanya kita wisata alam ini berhubungan dengan alam yang sulit diprediksi cuacanya,” terangnya. Seperti rambu mengenai hujan angin, bahaya longsor akan kami pasang.
“Keamanan ini perlu, satu sisi kita juga memang butuh adanya kunjungan di saat orang yang berwisata tetapi di sisi lain kita harus menjamin keselamatan wisatawan,” ujarnya.
Reporter Arif
Editor Deden .GP