BANDUNG, bipol.co – Kebijakan memberikan anak ayam kepada siswa SD dan SMP di Kota Bandung mendapat perhatian media internasional. Sejumlah media seperti bbc.co.uk di Inggris dan rnd.de di Jerman memuat berita tentang hal tersebut.
Bahkan bbc.co.uk menampilkan sejumlah komentar warganet atas gagasan tersebut. Sebagian besar komentar itu bernada positif, seperti yang ditulis Annabel yang menginginkan ide serupa diterapkan di sekolahnya.
“Saya berharap sekolahku melakukannya juga. Saya suka anak ayam,” tulisnya pada 22 November 2019.
Ada pula Erin (OutdoorsyErin) yang menyatakan akan menukar ponselnya dengan anak ayam. Menurutnya, hewan unggas itu sangat lucu.
“Saya dengan senang hati akan menukar ponsel saya dengan anak ayam. Saya menyukainya. Mereka sangat lucu,” komentarnya.
Saat berita ini ditulis, telah ada 21 komentar positif tentang berita tersebut. Namun bbc.co.uk kini telah menutup laman komentar itu.
Tidak hanya di dua negara itu, sejumlah media di Malaysia dan Filipina mengulas hal serupa. Gagasan orisinal Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, tampaknya menarik perhatian dunia.
Sebagaimana diketahui, Oded secara resmi telah memberikan 2.000 ekor anak ayam kepada para siswa pada 21 November 2019. Selain anak ayam, Oded membagikan bibit cabai kepada para siswa untuk ditanam di rumah.
Gagasan tersebut merupakan uji coba program pendidikan karakter untuk siswa melalui pemeliharaan hewan dan tanaman. Dengan kegiatan tersebut, Oded berharap ada pendidikan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemandirian yang dirasakan anak.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya, mengaku gembira inovasi Wali Kota Bandung bisa mendapat respon positif dari media internasional, kendati beberapa media memberi judul seolah-olah menyangsikan ide itu. Bahkan warganet di Indonesia selama ini cenderung menolak.
“Bahkan waktu programnya belum dimulai dan kita baru mulai uji coba selama sepekan, warganet sudah berkomentar negatif. Itu kami terima sebagai masukan dan bahan evaluasi,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Senin (25/11/2019).
“Namun ternyata media internasional justru bercerita dengan nada positif, melihat ide ini sebagai inovasi,” imbuhnya.
Sony menambahkan, selama ini Pemerintah Kota Bandung selalu menjadikan media konvensional dan media sosial sebagai salah satu alat ukur dalam melaksanakan program. Oleh karena itu, ia akan terus mengolah timbal balik informasi untuk dijadikan bahan evaluasi.
“Akan kami masukkan sebagai bahan evaluasi. Kami selalu lakukan itu untuk disampaikan kepada pimpinan,” ujarnya.* humas.bandung.go.id
Editor: Hariyawan