BANDUNG, bipol.co — Bank bjb dan Perum Bulog menyepakati empat paket kerja sama dan kredit yang telah dituangkan ke dalam naskah nota kesepahaman (MoU).
Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh masing-masing direksi kedua perusahaan di hadapan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (23/12/19).
Keempat paket kerja sama dan kredit tersebut yakni: (1) perjanjian kerja sama tentang fasilitas kredit modal kerja; (2) penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada mitra pemasaran jaringan Bulog; (3) pemberian fasilitas kredit kepada produsen gabah/beras; (4) dan penyaluran fasilitas dan bantuan pembayaran kolektif angsuran bjb kredit guna bakti bagi karyawan Perum Bulog.
Dalam acara penandatanganan tersebut, Ridwan Kamil mengatakan bank bjb menyepakati empat MoU bersama Perum Bulog guna memenuhi kebutuhan usaha sekaligus mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani di Jabar.
Melalui kerja sama itu, bank bjb menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun untuk petani UKM yang telah bermitra dengan Bulog.
“Ini sangat bagus kerena nanti Bulog berfungsi sebagai pembeli pasti atau offtaker, jadi petani tinggal kerja saja jangan khawatir nanti komoditasnya dibeli oleh BULOG,” ujar Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil.
Untuk proses jual belinya, bank bjb menyediakan kredit agar petani tidak menggunakan dana dari tengkulak.
“Untuk memotong dari tengkulak kita sediakan melalui kredit dari bjb. Jadi instrumennya jelas, mereka bekerja kita dukung kemudian instrumen keuangan siap dan pembeli pun sudah siap. Kalau ini berhasil, inilah contoh negara hadir menyejahterakan rakyatnya,” tambah Emil.
Budi Waseso pun menyambut baik kerja sama bank bjb dan Perum Bulog. Pasalnya, selain menjadi pembeli pasti atau offtaker beras petani Jabar, pembiayaan petani akan lebih mudah dengan hadirnya bank bjb.
Menurut Budi, saat ini masih banyak petani yang terjerat oleh permainan tengkulak karena masalah pendanaan.
“Tetapi kalau ditangani oleh perbankan seperti bjb, saya kira akan mudah,” ujarnya.
Alasan memilih bank bjb sebagai mitra kerja sama, karena Jabar merupakan penduduk dan kontributor beras terbesar di Indonesia. Budi berujar, bila kerja sama ini berhasil, maka Jabar akan dijadikan pilot project untuk seluruh daerah di Indonesia.
“Kerja sama ini baru dengan bjb, karena Jabar penduduknya paling besar atau 20 persen wajah Indonesia. Maka menjadi sasaran pertama kita dan akan jadi pilot project kalau berhasil,” tutur Budi.
Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi, sementara itu mengatakan Jabar dengan jumlah penduduk terbesar se-Indonesia berperan strategis terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Khusus dalam sektor produksi beras, Jabar memiliki kontribusi sebesar 17,76 persen terhadap produksi beras nasional yang didukung dengan ketersediaan lahan yang luas.
“Sejalan dengan itu, sebagaimana salah satu misi bank bjb, yaitu sebagai penggerak dan pendorong laju perekonomian daerah, maka sudah selayaknya inovasi dan program yang kami canangkan harus sejalan dengan program pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,” tutup Yuddy.**
Editor: Hariyawan