Budidaya Ikan, Wagub Jabar Minta KKP Angkat Potensi Pesantren

- Editor

Sabtu, 4 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, mendampingi Menteri KKP, Edhy Prabowo, dalam kunjungan ke tempat budidaya ikan air tawar di Kampung Parung Serab, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (2/1/2020). * jabarprov.go.id

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, mendampingi Menteri KKP, Edhy Prabowo, dalam kunjungan ke tempat budidaya ikan air tawar di Kampung Parung Serab, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (2/1/2020). * jabarprov.go.id

KAB. BANDUNG, bipol.co — Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Edhy Prabowo, dalam kunjungan ke tempat budidaya ikan air tawar di Kampung Parung Serab, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (2/1/2020).

Lewat agenda ini, Edhy Prabowo mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya menjalin komunikasi dengan pembudidaya ikan air tawar karena komunikasi dianggap menjadi akar permasalahan dalam upaya peningkatan sektor budidaya ikan.

“Saya ditugaskan Pak Presiden (untuk) membangun komunikasi dengan nelayan atau peternak ikan air tawar. Karena selama ini komunikasi dianggap tidak kondusif, banyak yang protes tapi dibiarkan, maka (saya) diminta untuk menuntaskannya,” ujar Edhy, sebagaimana dikutip laman jabarprov.go.id.

Pihaknya juga akan membangun sentra perikanan budidaya di Jabar, provinsi yang memiliki garis pantai luas. Khusus untuk Kabupaten Bandung, Edhy mengatakan bahwa wilayah berpenduduk 3 juta jiwa lebih ini punya potensi perikanan budidaya yang besar untuk ditingkatkan.

“Kabupaten Bandung walaupun tidak punya laut, dia punya lahan perairan umum yang luas yaitu 1.230 hektar. Kunjungan ini diharapkan sentra budidaya ikan menjadi pionir yang akan terus kita kembangkan,” ujar Edhy.

Dalam kunjungan tersebut, Edhy juga berdialog dengan para pelaku usaha sektor perikanan budidaya di Kabupaten Bandung. Edhy yakin, para pembudidaya ikan menginginkan usahanya meningkat namun kesulitan dalam mengembangkannya.

Untuk itu, Edhy menjamin bahwa KKP siap membantu kebutuhan budidaya, termasuk modal.

“Saya yakin para pelaku usaha sektor perikanan budidaya punya keinginan besar tapi bingung bagaimana memulai maka kami siap memberikan bantuan apa pun dari sektor perikanan budidaya,” ujarnya.

Menurut Edhy, kendala lain yang sering ditemui pembudidaya ikan adalah mahalnya ongkos pakan yang bisa mencapai lebih dari 70 persen dari total biaya. Untuk itu, KKP bakal menggunakan solusi pakan alternatif yang ditemukan oleh mahasiswa ITB.

“Kendala dari pembudidaya adalah pakan yang mahal bisa mencapai 70 persen, ongkos habis di pakan. Kita harus berani mengambil langkah tadi, ada solusi yaitu alternatif pakan yang ditemukan oleh mahasiswa ITB. Kita akan coba,” ucap Edhy.

Uu menyambut baik kedatangan Edhy yang dinilai sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat kepada pembudidaya ikan di Jabar. Dari kunjungan tersebut, pembudidaya ikan khususnya di Kabupaten Bandung pun bisa menyerap ilmu dari KKP.

Selain modal maupun alat usaha, Uu berujar, pembudidaya ikan sangat membutuhkan ilmu untuk mengubah pola pikir yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan.

“Berikan peternak ikan keilmuan bukan hanya modal dan alat, sehingga dengan ilmu pola pikirnya akan berubah. Kalau hanya bantuan tanpa ilmu, kami khawatir modal diberikan tapi kesejahteraan petani tidak meningkat,” ujar Uu.

Uu juga berharap KKP melirik para santri di pesantren untuk mengembangkan perikanan sekaligus mendorong program One Pesantren One Product (OPOP) di Jabar.

Pasalnya, lanjut Uu, jumlah pesantren di Jabar mencapai 10 ribu, sehingga jika para santrinya diberikan ilmu dan modal budidaya ikan maka sektor budidaya ikan dan kesejahtraan akan meningkat.

“Saya tadi minta ke Bapak Menteri, kenapa tidak pesantren dilirik oleh KKP karena sangat berpotensi meningkatkan budidaya ikan tawar asalkan santrinya diberi ilmu dan bantuan,” ucap Uu.

“Jadi jangan hanya petani ikan, tapi pesantren pun diberi bantuan agar program OPOP bisa lebih cepat sukses,” pungkasnya.**

Editor: Hariyawan

 

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB