BANDUNG, bipol.co – Program Citarum Harum yang saat ini sudah memasuki tahun ke tiga, telah memberikan hasil yang cukup signifikan, khususnya terkait masalah sampah yang masuk ke Sungai Citarum, sudah sangat berkurang.
Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) PPK DAS Citarum, Mayjen TNI (Purn.), Dedi Kusnadi, mengatakan jumlah sampah yang masuk ke Sungai Citarum saat ini sudah sangat berbeda sekali dibanding dua tahun lalu.
“Dua tahun lalu sampah itu banyak, bahkan sungai saja bisa dipakai jalan di atasnya, karena sampah sangat tebal. Sekarang mungkin itu tidak akan ditemukan,” ucapnya.
Namun, menurut Dedi, sampah bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi Sungai Citarum, tetapi ada masalah lain yang juga harus segera diatasi, seperti lahan kritis di hulu Sungai Citarum.
“Hulu berbicara lahan kritis, lahan kritis berbicara tetang tanaman dengan lahannya itu sendiri,” kata Dedi, dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, Kamis (16/1/2020).
Dedi juga menyatakan, saat ini permasalahan banjir akibat luapan air Sungai Citarum yang biasanya terjadi jika hujan tiba, sudah bisa diminimalisir.
“Sejak beroperasinya Terowongan Nanjung, air sungai yang meluap hingga ke pemukiman saat ini cepat surut dan luasan genangan banjir juga berkurang,” ujarnya.* jabarprov.go.id
Editor: Hariyawan