KAB. BANDUNG, bipol.co — Pembangunan jembatan penyebrangan (skywalk) yang menghubungkan Mesjid Al Fath dan Taman Gedong Budaya Sabilulungan di Jalan Al Fath, Soreang, Kabupaten Bandung, mendapat sorotan DPRD Kabupaten Bandung.
Rombongan Komisi C DPRD Kabupaten Bandung yang melakukan peninjauan proyek skywalk, Rabu (22/1/2020), menemukan beberapa material yang tidak sesuai dokumen perencanaan. Terutama penutup dinding skywalk (solartap) yang kualitasnya sangat jelek dan dipasang tidak indah dipandang mata.
“Kunjungan kita ke jalan ka masjid kita menyebutnya, atau skywalk atau jalan di atas awan ini, setelah dikonfirmasi dengan pengawas dan data dari perencana, ada material yang tidak sesuai dengan dokumen perencanaan,” kata Ketua Komisi C, H. Yanto Setianto, di lokasi proyek skywalk.
Meterial yang tidak sesuai tersebut, tutur H. Yanto, sudah diakui pelaksana proyek dan pihak pelaksana akan mengganti serta akan dibuat seestika mungkin sesuai dengan anggaran yang mencapai Rp17 miliar.
“Skywalk ini harus dilihat bagus, barangnya harus kuat dan tahan lama,” ujar Yanto.
Pembangunan skywalk yang satu paket dengan pembangunan Menara 99 itu, menurut Yanto Setianto, sangat inovatif dan perlu diapresiasi.
“Kita kasih apresiasi, bahkan Komisi C sudah merencanakan bahwa jembatan di mana pun berada di wilayah Kabupaten Bandung memiliki ciri khas. Ciri khasnya seperti apa? Hal ini sesuai apa yang kita harapkan,” ucapnya.
Dengan dibangunnya Menara 99 meter itu, tutur Yanto, Kabupaten Bandung akan memiliki ikon. Bahkan menjadi tempat wisata.
“Dari menara yang 99 meter itu bisa dipakai wisatawan dari luar untuk melihat Kota Soreang dan sekitarnya, bahkan Kota Bandung juga kelihatan,” papar Yanto.
Sementara di lantai bawah, ada tiga lantai untuk penberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) yang juga patut diapresiasi, karena UKM ini sebagai pondasi ekonomi Kabupaten Bandung. Lantai bawah juga ada tempat pelayanan perizinan.
Yanto berharap di menara ini juga disediakan kantor imigrasi dan pelayana pajak.
“Itu juga harus diperhatikan, jangan sampai warga Soreang mengurus pajak jauh ke Cimareme atau Cimahi. Terus orang Soreang mau ngurus paspor harus ke imigrasi paling dekat ke Soekarno-Hatta Kota Bandung. Kenapa Kabupaten Bandung yang jumlah warganya 3,5 juta tidak punya kantor imigrasi sendiri. Jadi harapan kami tower tersebut bisa diimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kantor-kantor pelayanan tersebut,” kata Yanto.
Usai meninjau proyek skywalk, rombongan Komisi C yang juga disertai Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bandung, H. Agus Nuria, dan jajarannya, langsung meluncur ke Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, untuk meninjau atas laporan warga soal retakan tebing tanah di sekitar Proyek Spam Gambung.
Namun setelah di sekitar Proyek Spam Gambung, yang juga disertai pihak Perumda Air Bersih Tirtaraharja, Komisi C tidak menemukan retakan tanah dan jalan seperti yang dikhawatirkan warga.
“Apa yang dikahwatirkan oleh warga setempat ternyata kami lihat tidak seperti apa yang mereka khawatirkan. Apa yang harus mengkhawatirkan? Tapi kami sangat peka terhadap keluhan masyarakat, jadi keluhan sekecil apa pun kita lihat dan terjun ke lapangan, sehingga kita bisa membuat kesimpulan apakah itu perlu ditangani atau tidak,” papar Yanto.
Rombongan Komisi C yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan anggota itu, usai lawatan kunjungan kembali ke Kantor DPRD di Soreang, dengan sedikit rasa kecewa.**
Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan