“Memang ada opsi operasi, tapi saya hindari. Operasi peluangnya juga 50:50. Bisa sukses, bisa saja saya tidak bisa main bola lagi. Makanya saya pilih fisioterapi,” kata Firza di sela kegiatan bersama One Championship di Jakarta, Sabtu (25/1).
Cedera yang didera oleh pemain kelahiran Medan, Sumatera Utara itu didapat saat memperkuat timnas Indonesia pada SEA Games 2019 lalu. Saat itu anak asuh Indra Sjafri itu menghadapi Singapura yang berakhir dengan kemenangan Indonesia 2-0.
“Untuk cedera jempol sudah sembuh. Tinggal engkel saja. Mudah-mudahan cepat sembuh. Terapi terus saya lakukan. Sudah tidak lama lagi,” kata Firza menambahkan.
Meski masih melakukan penyembuhan cedera, pemain berusia 20 tahun ini terus menjaga kebugaran tubuhnya. Pihaknya ingin kondisinya itu tidak akan mengganggu persiapan untuk menghadapi kompetisi Liga 1 musim 2020.
Untuk kompetisi Liga 1 musim 2020, Firza berharap bisa bermain di Indonesia dan PSM Makassar menjadi tim prioritas. Hal tersebut terjadi karena selama dikontrak oleh tim asal Belgia itu tidak mendapatkan hak yang seharusnya diterima sebagai pemain.
“Saya masih ada kontrak di AFC Tubize. Namun, saat ini PSM sudah berbicara dengan AFC Tubize terkait proses transfer dan rela membayar biaya transfer saya. Untuk itu, saya akan memprioritaskan PSM musim depan meski ada tawaran dari klub lain,” kata Firza menerangkan.
Firza Andika dan pemain sepak bola putri Zahra Muzdalifah mendapatkan kesempatan bergabung dengan petarung mix martial arts (MMA) Priscilla Hertati Lumban Gaol dan Adrian Mattheis untuk memberi motivasi pada anak-anak Indonesia. Kegiatan ini diprakarasai oleh One Championship yang bekerja sama dengan PSSI. (net)