BANDUNG, bipol.co – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meresmikan Jabarano Cafe di Australia, Senin (24/2/2020) petang waktu setempat dan cafe ini terletak di 555 Flinders Lane, Kota Melbourne, negara bagian Victoria dan merupakan yang pertama menjual kopi Jabar.
Kopi Jabarano sebagian besar merupakan jenis arabika, namun dengan keunikan tersendiri.
Kopi arabika di Jabarano Cafe memiliki tingkat keasaman yang rendah dan agak manis, sehingga dapat dinikmati banyak orang dan selain arabika, di Jabarano Cafe juga ada kopi-kopi spesial lainnya yang merupakan kelas premium.
Kang Emil bertekad terus mempromosikan kopi Jabar di Negeri Kanguru. Setelah di Melbourne, Gubernur menargetkan tiga Jabarano Caffe lagi.
”Melbourne ini merupakan yang pertama, kemudian nanti di Sydney, Adelaide dan juga di Perth,” kata dia.
Tidak hanya di Australia, Kang Emil menargetkan ada Jabarano Cafe lain minimal di 20 kota besar dunia dan dari pengalamannya keliling dunia, belum ada kafe yang menjual kopi khas Indonesia.
”Jadi mendobrak kevakuman kafe itu dengan menghadirkan Jabarano ini,” katanya.
Kang Emil percaya dengan kualitas tinggi dan kekayaan varian yang dimiliki, kopi jabar dapat diterima dunia.
“Ya jadi ada visi yang sederhana, kami ingin kopi jawa barat menjadi juara dalam pasar kopi dunia. Karena kita punya komoditas kopi yang sangat beragam,” katanya.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertekad memperbesar produksi kopi yang banyak bertebaran di kabupaten dan kota.
“Jadi komoditasnya kita punya dan bagus, tinggal bagaimana produksi serta promosinya,” kata Kang Emil.
Menurut dia, salah satu promosinya adalah dengan menghadirkan budaya Jabar dan produk UMKM di Jabarano Cafe.
Selain dapat menikmati citarasa kopi Jabar, pengunjung kafe dapat menikmati sajian budaya.
“Itulah konsep Jabarano ini,” kata Kang Emil.
Kang Emil juga menceritakan mengapa diberi nama Jabarano.
“Jadi Jabarano ini sederhana saja, singakatan dari Jabar dan Ano. Ya kira-kira seperti Americano,” katanya.
Dari segi produksi, Jabarano Cafe akan dijadikan sebuah tempat untuk mengurasi kopi lokal yang hendak masuk pasar luar negeri jadi kopi-kopi yang mau ekspor, yang mau masuk ke pasar dunia, harus punya sertifikat.
‘Dengan demikian, kopi Jawa Barat akan mendunia dan kesejahteraan petani-petani kopi akan meningkat dan ekspor kita pun akan meningkat,” kata Kang Emil.
Kang Emil memiliki obsesi Jabarano Caffe ini memiliki jaringan internasional yang kuat seperti merek-merek dunia lainnya.
”Bisa dikatakan semacam Starbuck, nantinya di setiap kota ada perwakilan kopi jabar atau Jabarano ini,” katanya.
Pada acara launching atau showcasing Jabarano Cafe ini, Gubernur ditemani oleh Ketua Diaspora Indonesia, Dino Patti Djalal; Dirut Bank BJB, Yuddy Renaldi; serta duta anti kekerasan terhadap wanita dan anak-anak Cinta Laura.
Turut hadir Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil; Wakil Ketua DPRD Jabar, Achmad Ru’yat; Kepala Dinas Pendidikan, Dewi Sartika; Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Muhammad Arifin Soedjayana; serta Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Hendy Djatnika.
Dirut Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa bjb salah satu segmentasinya adalah untuk mendukung produk-produk pertanian seperti gula, teh, dan kopi.
”Saat ini kami sedang menggalakan pembiayaan ke sektor pertanian. Nah untuk komoditas kopi ini, memiliki potensi yang bagus,” kata Yuddy.* ant.
Editor: Hariyawan