SUKABUMI, bipol.co – Harga Jahe di beberapa pasar tradisional melambung tinggi, komoditas sayuran tersebut juga terbilang langka, hanya beberapa penjual sayuran menjual jahe. Hasil pantauan wartawan di Pasar Jalan Stasiun Timur Sukabumi, Abah Adul (68), salah seorang pedagang sayuran menjual jahe Rp50 ribu/kg, itu pun jahe yang dia jual tergolong masih muda.
“Sudah sebulan harga Jahe melambung tinggi, tepatnya saat ramai isu Corona. Dulu saya jual hanya Rp25-30 ribu/kg,” kata Adul kepada wartawan, Rabu (25/3/2020).
Abah Adul sendiri mendapat pasokan jahe dari para petani di wilayah Sukabumi. Diakuinya, jahe bisa dibilang langka, karena banyak yang mencari untuk dibuat minuman dan bumbu pada masakan, membuat jahe langka dan naik harganya.
“Karena banyak ibu-ibu berburu jahe untuk minuman sebagai upaya menjaga stamina dan terhindar dari Corona, wajar kalau jahe jadi mahal,”ujarnya.
Adul bisa menjual jahe dalam sehari mencapai 15 kg. Itu pun bergantung kiriman dari para tangkulak atau petani langsung. Untuk jenis jahe merah, Adul sudah hampir dua minggu tidak mendapat kiriman, karena termasuk barang langka juga.
“Lebih langka jahe merah sudah lama tidak ada kiriman, kalau ada saya jual Rp60-70 ribu/kg,” terangnya.
Berbeda harga di pasar Gang Peda, jahe dijual oleh beberapa pedagang sayuran Rp80-90 ribu/kg, sedangkan jahe merah dijual Rp95-100 ribu/kg. Jahe yang mereka jual memang kondisinya agak besar dan tua. Sementara itu, salah seorang pembeli, Eka Vera (43) warga Kecamatan Cikole, mengeluhkan atas kenaikan harga Jahe yang melambung tinggi, namun karena kebutuhan Eka pun terpaksa membelinya.
“Mau tidak mau harus dibeli walau mahal, makanya beli secukupnya saja karena masih banyak kebutuhan yang lainnya,” kata Eka.
Eka Vera sendiri berencana membuat minuman dari jahe, kunyit, daun salam, daun pandan, dan sereh yang direbus lalu setelah agak dingin ditambah madu. Hal tersebut dirasakan baik untuk menjaga kesehatan.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan