Lawan Covid-19, Indonesia Disarankan Terapkan Kebijakan Paling Ketat

- Editor

Jumat, 27 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Karikatur media di China.* ant.

Karikatur media di China.* ant.

DENPASAR, bipol.co – Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Gou Haodong, menyarankan pemerintah Indonesia untuk memberlakukan atau menerapkan kebijakan paling ketat untuk bisa sukses dalam mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19 dengan biaya terendah.

“Melihat kondisi belakangan, saya rasa trend peningkatan jumlah positif Covid-19 memang sangat mirip apa yang sudah dijalani beberapa negara,” katanya dalam keterangan melalui WhatsApp, Jumat.

Ia mencontohkan Italia yang sebulan lalu masih 650 kasus positif, namun hanya dalam 30 hari sudah meroket menjadi 70.000-an, sama juga dengan Amerika Serikat.

“Mohon maaf, sebagai teman, saya ingin memberikan saran agar diadakan kebijakan yang paling ketat untuk mencegah penyebaran virus itu. Ini pengalaman kami di Tiongkok dan bisa menjadi pelajaran juga,” katanya.

Menurut dia, Indonesia saat ini masih belum terlambat, karena memang susah penanganannya, tapi Indonesia bisa memperoleh kesuksesan dengan biaya terendah bila memberlakukan kebijakan paling ketat.

“Tolong saling mengingatkan pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya gotong royong dalam perjuangan ini. Tindakan cepat sekarang akan menghindari bencana besar manusia esok dengan biaya terendah. Ini adalah pelajaran dan pengalaman Tiongkok,” katanya.

Diplomat senior itu menegaskan bahwa Covid-19 menyebar bagaikan kebakaran hutan pada musim kemarau. Jumlah kasus positif virus Covid-19 tumbuh secara eksponensial.

“Ekonomi global mungkin akan menghadapi tantangan paling berat sejak Depresi Besar pada 1930-an. Masyarakat seluruh dunia khawatir. Pada saat yang sama, media sosial penuh dengan ungkapan atau pernyataan yang bernada sindiran, serangan, makian, dan bahkan kebencian. Hal itu juga menyebar di Amerika dan Tiongkok, yang merupakan raksasa ekonomi dunia. Tentu, mengkhawatirkan,” katanya.

Di tengah fokus dunia pada Amerika dan Tiongkok terkait itu, ada satu suara lain yang selalu menggema, yang disebut sebagai suara diam. Suara ini datang dari dalam benak masyarakat seluruh dunia yang menyerukan kerja sama Tiongkok dan Amerika Serikat.

“Sebagai seorang diplomat, setengah dari kehidupan saya, saya telah mengabdi untuk bidang diplomasi negara Tiongkok. Selama ini, saya telah ditugaskan di luar Tiongkok selama lebih dari 20 tahun dan akan pensiun beberapa saat lagi. Saya menangkap suara itu,” katanya.

Namun, ia mempunyai ratusan alasan untuk mengungkapkan keoptimisan.

“Pemahaman saya terhadap misi diplomasi adalah perdamaian dan kerja sama. Ini adalah hal yang harus dipelajari dan diingat oleh para diplomat saat mereka mulai bertugas. Saya percaya kebanyakan diplomat di dunia ini juga setuju,” katanya.

Bagi mereka yang memahami diplomasi Tiongkok mungkin sering mendengar kata kunci “komunitas senasib sepenanggungan untuk seluruh umat manusia”.

“Masyarakat Tiongkok percaya bahwa”Hanya dunia yang baik, Tiongkok baru bisa baik,” itulah tulisan Presiden Xi Jinping di Wall Street Journal, 22 September 2015.

“Meskipun 1,4 miliar warga Tiongkok baru saja bisa mengendalikan penyebaran wabah Covid-19, namun perang ini tidak akan ada kemenangan total jika negara-negara lain masih terkena wabah ini,” katanya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa Jika virus bermutasi menjadi benih kebencian dan ketidakharmonisan, maka virus pada akhirnya akan mengalahkan manusia.

“Dunia menantikan kedua negara tersebut kembali menjalin kerja sama, menyatukan kepercayaan dunia dalam memerangi wabah Covid-19, mendukung negara-negara lain untuk mengatasi wabah Covid-19, dan mengendalikan semakin memburuknya perekonomian secara global,” katanya.* ant

Editor: Hariyawan

 

 

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB