BANDUNG, bipol.co — Seluruh lini di Kota Bandung terus bergerak bersama mencegah penyebaran Covid-19. Tidak hanya di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan, kini RW semakin pun bergerak memutus mata rantai virus corona.
Salah satunya di RW 08 Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Di RW ini membentuk Posko Lebak Bersatu sebagai posko pencegahan Covid-19.
Posko yang berada di Jalan Lebak berfungsi untuk memantau pergerakan warga. Warga yang melewati posko diimbau untuk tetap berada di dalam rumah.
Camat Batununggal, Tarya, mengatakan pembentukan posko tersebut sebagai tindak lanjut dari Gugus Tugas dengan mengacu instruksi dari wali kota membentuk posko di kewilayahan, serta melibatkan Ketua RW.
“Di sini ada RW 08 yang berinisiatif membangun posko untuk membuat warga nyaman dan tenang. Karena Jalan Lebak merupakan akses masuk ke RW 08 dan RW 05, mobilitasnya cukup banyak,” kata Tarya saat ditemui Humas Setda Kota Bandung di Posko Lebak Bersatu, Rabu (8/4/2020).
Menurut Tarya, di tiap kelurahan dibangun minimal satu posko, karena sebagai antisipasi beberapa kasus orang dalam pemantauan (ODP). “Seperti di Kelurahan Kebonwaru, ada di RW 08 dan RW 02, penjaga di posko memantau orang luar yang hendak masuk ke areanya,” katanya.
Tarya mengungkapkan, pembentukan posko ini merupakan swadaya masyarakat. Namun saat ini sedang dalam proses pergeseran dana Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) untuk penanganan Covid-19 di Kewilayahan.
“Kita dengan Pak Sekda mengupayakan pergeseran dana PIPPK, sedang dalam proses Perwalnya. Semoga dengan adanya pergeseran dana yang dikelola untuk kebutuhan pencegahan Covid-19 di kewilayahan bisa teratasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua RW 08, Dadik Siswanto, mengatakan pembentukan Posko Lebak Bersatu merupakan kolaborasi dengan RW 05 yang merupakan akses masuk Jalan Lebak.
“Maka dari itu, namanya Posko Lebak Bersatu, sehingga akses yang masuk dari dua RW ini hanya satu dari Jalan Ibrahim Adjie dan Jalan Banten,” kata Dadik kepada Humas Setda Kota Bandung.
Petugas di Posko tersebut terbagi menjadi lima shift dengan dibekali surat tugas, sehingga 24 jam selalu ada yang berjaga. Mereka berasal dari pengurus RW, pemuda, DKM, dan tokoh masyarakat.
“Mereka yang badannya sehat dan umurnya muda yang jaga, untuk fasilitas di posko sendiri ada thermometer, dan alat kesehatan lain, obat-obatan juga ada dari Puskesmas. Karena masih sumbangan warga, kelengkapan di posko masih terbatas,” ucap Dadik.* humas.bandung.go.id
Editor: Hariyawan