SURABAYA, bipol.co – United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac) atau Asosiasi Pemerintah Kota dan Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik merumuskan strategi bersama dalam mencegah dan melawan penyebaran Covid-19 yang telah menjadi pandemi global.
Presiden UCLG-Aspac, Tri Rismaharini, di Surabaya, Jumat, mengatakan pihaknya sudah melakukan rapat terbatas melalui teleconference bersama anggota UCLG-Aspac di Balai Kota Surabaya, pada Kamis (9/4/2020).
“Kami yakin bahwa Covid-19 bisa ditangani sesegera mungkin agar semuanya dapat kembali normal dan kita dapat bertemu lagi secara langsung bersama-sama,” kata Risma yang juga menjabat Wali Kota Surabaya ini.
Menurut dia, dalam rapat teleconference tersebut, anggota UCLD-Aspac yang hadir di antaranya, Bernadia Irawati (Sekretaris Jenderal UCLG Aspac), Chen Yini (Chair of Standing Committee of Women in Local Governments, UCLG Aspac), Kim Seung-soo (Wali Kota Jeonju – Korea Selatan), dan Madelaine Alfelor (Wali Kota Iriga – Filipina).
Hadir pula, Noraini Binti Roslan (Wali Kota Subang Jaya – Malaysia), Dr. Rajib Shaw (Profesor, Graduate School of Media and Governance, Keio University, Japan), dan Sanjaya Bhatia (Head of ONEA-GETI, UNDRR, Incheon).
Sebagai Presiden UCLG ASPAC, Risma menyatakan bahwa keselamatan warga negara juga menjadi salah satu tanggung jawabnya. Karena itu, langkah apa pun yang diambil dan dilakukan akan sangat berarti bagi masyarakat.
“Namun yang penting adalah tidak panik dan merencanakan langkah selanjutnya dengan hati-hati dalam menghadapi tantangan ini bersama,” kata Risma berpesan.
Wali Kota Risma menambahkan, sangat penting untuk saling bekerjasama dalam menghadapi pandemi global ini.
Oleh karena itu, ia menyambut positif peluncuran Panduan Ringkas dan Pembelajaran dari Pemerintah Daerah di Asia sebagai salah satu alat untuk mendukung strategi melawan Covid-19 di kota masing-masing.
Risma menyampaikan berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam rangka mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ia mengaku ketika informasi Covid-19 ini muncul, Kota Surabaya sudah mulai mengambil langkah untuk mencegahnya. Bahkan, semua sumber daya pun dimaksimalkan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
“Kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk membantu masyarakat melewati masa pandemi yang sulit ini. Kami membuat berbagai pengumuman kepada publik, memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang bagaimana kita dapat mengatasi pandemi dan tindakan pencegahan yang perlu diambil agar tetap sehat,” kata Wali Kota Risma.
Untuk itu, Pemkot Surabaya kemudian menyediakan laman layanan Lawan Covid-19 yang diharapkan masyarakat mendapat informasi tentang setiap protokol-protokol yang ditetapkan oleh pemerintah. Termasuk apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi ketika mereka memiliki gejala Covid-19.
Namun sebelumnya, lanjut dia, pihaknya mengaku getol melakukan kampanye tentang tata cara mencuci tangan yang benar kepada masyarakat. Untuk mendukung hal itu, Pemkot Surabaya membagikan cairan pembersih tangan gratis dan menyediakan 875 wastafel portabel di berbagai titik Kota Surabaya.
“Tujuannya, untuk memudahkan warga mencuci tangan dengan air dan sabun sesering mungkin,” katanya.
Untuk melindungi tenaga medis di rumah sakit yang menangani Covid-19, jajaran di Pemkot Surabaya bersama Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) bekerja bersama dalam membuat face shield (pelindung wajah), masker, serta alat pelindung diri (APD). Selanjutnya, APD tersebut dibagikan kepada perawat serta dokter.
Masker juga dibagikan secara gratis kepada warga Surabaya. Terutama, wilayah yang tercatat ada kasus Covid-19, baik orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP) maupun confirm.
“Selain itu, kami mendistribusikan minuman herbal dan telur rebus kepada mereka setiap hari. Ini diharapkan untuk mendukung, menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh mereka,” ujarnya.
Sebagai upaya menekan mikroorganisme, pihaknya juga melakukan menyemprotkan disinfektan di semua area kota, terutama di lingkungan dan bangunan tempat berkumpulnya masyarakat, seperti masjid dan gereja, serta pusat perbelanjaan dan kendaraan di jalan.
“Untuk penyemprotan yang lebih efektif, kami juga menggunakan drone dan orang-orang juga didorong agar tetap membersihkan daerah sekitarnya,” katanya.* ant.
Editor: Hariyawan