BANDUNG, bipol.co — Pada Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) Provinsi Jawa Barat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung bekerja lebih ekstra. Salah satunnya mengetatkan wilayah perbatasan.
Ada dua penambahan cek poin, yaitu di Cibaduyut dan Dago. Selain itu, ada penempatan personel di Sukasari. Hal ini untuk mengetatkan pintu alternatif keluar masuk Kota Bandung.
Sub Bidang Pengamanan dan Penegakan Hukum Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Rasdian Setiadi, mengungkapkan pada masa PSBB Jawa Barat pada 6-19 Mei, pihaknya juga menurunkan personil tambahan.
“PSBB ini bahkan kita turunkan petugas tambahan di luar yang kemarin (PSBB Bandung Raya). Cek poin tambahan seperti di Cibaduyut dan Dago. Sekarang ada tambahan di atas di Sukasari, walaupun di luar titik lokasi yang ditentukan kepolisian tapi tetap kita jaga,” ucap Rasdian di Auditorium Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (8/5/2020).
Rasdian yang juga Kepala Satpol PP Kota Bandung menegaskan, hal lain yang dilakukan adalah mengetatkan pantauan pada kegiatan yang tidak dikecualikan atau dilarang selama bergulirnya PSBB. Salah satunya sejumlah kegiatan usaha yang pada PSBB Jabar ini tidak jauh berbeda, hanya membuka sektor bahan bangunan atau material, itu pun dengan batasan jam operasional mulai pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB.
“Paling penting dalam PSBB itu menjaga konsistensi dan ketegasan. Kalau ini berhasil dijaga, insha Allah bisa cepat pulih,” ujarnya, seperti dirilis jabarprov.go.id.
Penjangkauan PMKS
Rasdian mengungkapkan, bertepatan dengan Ramadan serta menjelang Hari Raya Idulfitri, muncul persoalan musiman, yaitu maraknya anak jalanan, gelandangan, dan pengemis baru.
Khusus untuk menuntaskan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini, Rasdian juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) untuk terus melakukan penjangkauan.
“Fenomena sekarang menjelang Idulfitri banyak migrasi dari luar khususnya anjal, gelandangan dan pengemis. Kita adakan penertiban dan pembinaan dengan tim Dinas Sosial. Termasuk yang kupu-kupu malam akan kita antisipasi,” bebernya.
Rasdian menuturkan, penjangkauan dilakukan secara berkala dengan berpatroli menyusuri sejumlah ruas jalan yang menjadi lokasi favorit para PMKS. Di samping itu, pihaknya juga merespon laporan dari masyarakat dengan langsung menindaklanjuti ke lapangan.
Rasdian tidak memungkiri tantangannya yaitu para PMKS tersebut kadang-kadang bermain kucing-kucingan. Sebagian di antaranya juga banyak yang tidak kapok untuk kembali lagi ke jalanan sekalipun sudah tertangkap.
Untuk itu, ketika hendak melakukan operasi Rasdian sudah menginstruksikan agar peugas Satpol PP melakukan beberapa strategi. Sehingga, para PMKS tidak bisa lolos dengan mudah saat dilaksanakan penjangkauan ke lapangan.
“Yang saya tahu SOP-nya pembinaan 3 hari. Itu bisa jadi dia malah kembali lagi. Kalau ketemu pasti kita akan ambil lagi. Makanya saat patroli kita juga tetap harus pakai taktik dan strategi, kalau begitu saja datang mereka pasti mudah kabur,” katanya.*
Editor: Hariyawan