CIREBON, bipol.co — Pemprov Jawa Barat melalui Jabar Bergerak rutin membagikan nasi bungkus. Salah satu tujuan gerakan nasi bungkus (Gasibu) ini untuk menekan angka kejahatan.
Meski tidak secara eksplisit, Ketua PKK Jabar, Atalia Praratya Kamil, menjelaskan dampak wabah Covid-19 mengarah pada aksi kejahatan. Masyarakat terdampak, yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya bisa berbuat apa saja. Termasuk bertindak jahat.
Atalia mengaku bantuan sembako dan nasi bungkus sebagai upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak. Bersama Jabar Bergerak, Atalia membangun dapur umum di setiap kecamatan, bahkan hingga ke desa-desa.
“Kita dirikan umum di seluruh kecamatan, termasuk desa-desa. Setidaknya, mereka tahu ke mana kalau lapar. Ini (pembagian bantuan) akan menurunkan angka kriminalitas, sakit, dan kematian,” kata Atalia usai mengunjungi dapur umum Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (11/5/2020).
Atalia menerangkan sistem pembagian bantuan dilakukan dengan dua cara, yakni door to door, atau mendatangi langsung rumah penerima bantuan, dan keliling.
“Gasibu ini keliling pembagiannya, jadi diperuntukkan bagi masyarakat yang tak terdata sebagai penerima, perantau atau lainnya yang di jalan,” kata Atalia, seperti dirilis detikcom.
Atalia menyebutkan saat ini sekitar 42 ribu masyarakat yang terdampak mengadu melalui Pusat Informasi Koordinasikan Covid-19 Jawa Barat (Pikobar). Puluhan ribu masyarakat tersebut telah diverifikasi sesuai alamat.
“Ya sudah 42 ribu. Ini sudah terverifikasi, ini di luar dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Nanti secara perlahan dibantu,” kata Atalia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati, mengatakan setiap hari pihaknya akan membagikan 300 bungkus nasi.
“Karena luas kita ini kecil, jadi pelaksanaannya dipusatkan. Hari ini 300 bungkus, nanti evaluasi ditambah atau tidak,” kata Eti.* ant
Editor: Hariyawan